Jakarta, CNBC Indonesia - Saham emiten pertambangan batu bara milik Grup Bakrie, PT Bumi Resources Tbk (BUMI) berhasil ditutup naik pada perdagangan Rabu (11/6//2025). Saham BUMI berada di level Rp 132 per saham atau menguat 10 poin (8,20%) dibandingkan hari sebelumnya.
Pada awal perdagangan hari ini, saham BUMI dibuka di level Rp 122 per saham dan sempat mencapai level tertingginya yakni Rp 134 per saham. Saham emiten tersebut juga sempat menyentuh level terendah pada hari ini yakni Rp 121 per saham.
Volume saham yang ditransaksikan sebanyak 3,98 miliar saham serta nilai transaksi mencapai Rp 509,42 miliar. Saham BUMI turut membukukan frekuensi transaksi jual-beli saham sebanyak 47.540 kali pada hari ini.
Melihat itu, Senior Market Analyst Mirae Asset Sekuritas, Nafan Aji Gusta merekomendasikan akumulatif buy untuk saham BUMI dengan target harga Rp 110-176 per saham. Mengingat, BUMI berpotensi mengalami peningkatan usai melewati fase downtrend.
"BUMI berpotensi mengalami kenaikan setelah menembus garis tren turun. Selain itu, sinyal Stochastics K D dan RSI positif," ujar dia kepada CNBC Indonesia, Rabu (11/6/2025).
Di samping itu, dia menjelaskan, emiten batu bara milik Grup Bakrie tersebut perlu diversifikasi lini bisnis di tengah ketidakpastian pasar batu bara. Dengan demikian, BUMI harus bisa memaksimalkan potensi batu bara, misalnya melakukan hilirisasi, gasifikasi maupun pengembangan amonia. Hal ini bisa meningkatkan nilai tambah bagi perusahaan.
"Harus ada gasifikasi, harus ada hilirisasi untuk memaksimalkan potensi penggunaan batu bara di Tanah Air secara lebih efektif. Karena juga permintaan dalam negeri pun juga menurut saya sejauh ini masih relatif stabil untuk batu bara domestik," tutur dia.
Sebagai informasi, pendapatan bruto BUMI tercatat sebesar US$ 348,8 juta pada akhir kuartal I-2025 atau tumbuh 12,1% dibandingkan pendapatan bruto perseroan pada kuartal I-2024 sebesar US$ 311,0 juta.
Selain itu, BUMI mengalami kenaikan beban pokok pendapatan sebesar 3% menjadi US$ 297,5 juta pada kuartal I-2025, dibandingkan beban pokok pendapatan pada kuartal I-2024 sebesar US$ 288,9 juta.
Lebih lanjut, BUMI mampu meraih pertumbuhan laba bruto sebesar 131,5% menjadi US$ 51,2 juta pada kuartal I-2025, dibandingkan dengan realisasi laba bruto pada kuartal I-2024 yang senilai US$ 22,1 juta.
Tak hanya itu, BUMI membukukan kenaikan laba usaha mencapai 163,4% menjadi US$ 27,9 juta pada kuartal I-2025, dibandingkan dengan laba usaha perseroan pada kuartal I-2024 yaitu senilai US$ 10,6 juta. Perolehan laba usaha ini diraih di tengah peningkatan beban usaha BUMI sebesar 102,2% menjadi US$ 23,3 juta pada kuartal I-2025, dibandingkan realisasi kuartal I-2024 senilai US$ 11,5 juta.
Hingga akhir kuartal I-2025, BUMI berhasil mengantongi laba sebelum pajak penghasilan sebesar US$ 28,6 juta. Dalam periode yang sama, BUMI juga mencetak laba neto sebesar US$ 30,1 juta. Alhasil, BUMI mencatatkan laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar US$ 17,9 juta.
(dpu/dpu)
Saksikan video di bawah ini:
Video: PHK Mengancam, Saham Ini Bisa Jadi Sumber Cuan Darurat
Next Article Naik Tajam, Laba Bersih Bumi Resources (BUMI) Melonjak 45,5% di 2024