Mendag Punya Jurus agar Mal dan Ritel Tak Sepi Bak Kuburan-Tutup

2 days ago 6

Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Perdagangan turut prihatin dengan kondisi peritel modern dan pusat perbelanjaan (mal) di Indonesia dalam beberapa Waktu belakangan, di mana banyak peritel modern dan mal yang kondisinya sepi hingga tutup permanen.

Menteri Perdagangan Budi Santoso menyarankan kepada pengelola mal dan peritel modern untuk beradaptasi dengan tren di masyarakat saat ini dan tidak hanya berfokus pada penjualan barang tertentu.

"Mal yang bisa bertahan biasanya karena dapat merubah konsepnya dan dapat mengikuti trend di masyarakat saat ini, yakni menghadirkan pengalaman yang berbeda, dan juga adanya journey di situ," kata Budi dalam paparannya di acara penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) antara Kemendag dengan PT Rumah Mebel Nusantara (IKEA Indonesia) di Gedung Kemendag, Rabu (4/6/2025).

Adapun tren masyarakat sekarang tidak lagi berbelanja produk di mal dan peritel modern, tetapi mereka mencari tempat untuk berkumpul dengan keluarga atau rekannya, baik sekadar untuk makan atau mengobrol.

Mal Pluit Junction, Penjaringan, Jakarta, Rabu (14/5/2025). (CNBC Indonesia/Tri Susilo)Foto: Mal Pluit Junction, Penjaringan, Jakarta, Rabu (14/5/2025). (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Mal Pluit Junction, Penjaringan, Jakarta, Rabu (14/5/2025). (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

"Tren sekarang kan masyarakat suka nongkrong, hangout, kalau pengelola mal langsung peka, biasanya mereka langsung merubah konsepnya, dan ini sudah beberapa pusat perbelanjaan dan peritel modern yang melakukan ini, akhirnya berhasil bertahan," ujar Budi.

Budi mengatakan banyaknya mal-mal dan ritel modern yang tutup terjadi karena pengelola hanya berfokus pada menjual barang dan tidak memberikan pengalaman lebih bagi para pengunjungnya.

"Ternyata, kalau ritel modern dan mal-mal itu pada tutup karena mereka hanya berfokus jualan, tidak ada experience di situ, juga tidak ada journey di situ, ya pasti kalah dengan yang lain, yang sudah memikirkan bagaimana bisa bertahan," ungkap Budi.

"Akhirnya apa? Akhirnya belanja yang terdekat saja. Ritel-ritel yang terdekat saja. Kemudian juga kalau mal, department store itu hanya tempat belanja, tidak ada tempat misalnya untuk makan, untuk nongkrong, untuk ngumpul, ya lama-lama tidak dapat bertahan, karena masyarakat sekarang kalau ke mall ya sudah tidak lagi fokus berbelanja, tetapi untuk hangout-hangout," pungkasnya.


(chd/wur)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Gak Cuma Jadi Mal Biasa, Ini Target Sarinah Majukan UMKM Lokal

Next Article Ya Ampun! Duit Orang Kelas Menengah RI Menipis-Pilih Beli Barang Murah

Read Entire Article
| | | |