Menkeu Era SBY Wanti-Wanti Pemerintah Jangan Ganggu Pebisnis

1 day ago 2

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Keuangan era Presiden ke-6, Susilo Bambang Yudhoyono, Chatib Basri menjelaskan di tengah tekanan global yang kompleks, pemerintah sebaiknya tidak menciptakan ketidakpastian bagi pelaku usaha.

Dalam diskusi The Yudhoyono Institute Panel Discussion, ia menjelaskan bahwa kebijakan baru tarif impor AS dapat berdampak pada daya saing ekspor Indonesia.

Ia mencontohkan, jika AS menerapkan tarif impor sebesar 32% terhadap produk Indonesia, maka harga barang ekspor akan melonjak setara dengan tarif tersebut. Hal ini membuat produk RI menjadi lebih mahal di pasar global.

"Kalau misalnya harga ekspor kita 100% dengan 32%, berarti kan harga barang ekspor kita akan jadi 132%. Kalau kemudian kita ingin bahwa barang ekspor kita itu kompetitif, yang kita harus lakukan menurunkan harganya, supaya permintaannya tetap ada," ujar Chatib dalam acara diskusi The Yudhoyono Institute dengan tema Dinamika dan Perkembangan Dunia Terkini: Geopolitik, Keamanan dan Ekonomi Global di Hotel Sahid, Jakarta, Minggu (13/4/2025).

Chatib menilai ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk meredam dampak tersebut. Pertama, apresiasi dolar AS terhadap rupiah.

"Apresiasi dari dolar yang tadi saya sampaikan, itu sedikit banyak membantu ekspor kita. Karena dengan dolar yang apresiatif, ekspor kita menjadi lebih murah," ujarnya.

Selain itu, menurutnya pemerintah perlu memberikan kepastian serta peraturan yang konsisten untuk para pebisnis.

"Isu paling besar di dalam bisnis, sebetulnya bisnis itu nggak minta bantuan apa-apa, yang paling penting dia tidak diganggu aja," ujarnya.


(haa/haa)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Sri Mulyani 'Bocorkan' Isi Pertemuan Para Menkeu ASEAN

Next Article Punya Kontribusi Besar, SBY Raih Penghargaan Lifetime Achievement

Read Entire Article
| | | |