Menteri BUMN Masih Kosong, Gelombang Reshuffle Prabowo akan Berlanjut?

2 hours ago 1

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Prabowo Subianto melantik sejumlah menteri, wakil menteri, kepala lembaga, dan wakil kepala lembaga anggota Kabinet Merah Putih sisa masa jabatan 2024-2029 di Istana Negara, Jakarta, Rabu (17/9/2025). Turut hadir dalam pelantikan sejumlah menteri koordinator, menteri, kepala, dan wakil kepala lembaga anggota Kabinet Merah Putih.

Berikut adalah daftar lengkap para pejabat yang dilantik:

a. Djamari Chaniago sebagai Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan.

b. Erick Thohir sebagai Menteri Pemuda dan Olahraga.

c. Afriansyah Noor sebagai Wakil Menteri Ketenagakerjaan.

d. Rohmat Marzuki sebagai Wakil Menteri Kehutanan.

e. Faridah Farichah, sebagai Wakil Menteri Koperasi.

f. Angga Raka Prabowo sebagai Kepala Badan Komunikasi Pemerintah.

g. Muhammad Qodari sebagai Kepala Staf Kepresidenan.

h. Ahmad Dofiri sebagai Penasihat Khusus Presiden Bidang Keamanan dan Ketertiban Masyarakat serta Reformasi Kepolisian.

i. Nanik Sudaryati Deyang sebagai Wakil Kepala Badan Gizi Nasional.

j. Sony Sanjaya sebagai Wakil Kepala Badan Gizi Nasional.

k. Sara Sadiqa sebagai Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.

Reshuffle kali ini menimbulkan konsekuensi berupa kekosongan untuk posisi Menteri BUMN yang sebelumnya dijabat oleh Erick Thohir. Lantas, apakah akan kembali ada reshuffle kabinet ke depannya?

"Menteri BUMN definitif memang belum ditunjuk karena kita masih mencari sosok dengan berpindahnya tugas kepada Bapak Erick Thohir ke Kementerian Pemuda dan Olahraga. Memang kita berharap tidak hanya sepak bola ini kan kita semua paham bahwa Pak Erick Thohir punya sejarah prestasi yang panjang dalam hal olahraga," ujar Prasetyo.

"Dan itu yang kita inginkan. Tidak hanya sepak bola beban yang kita berikan kepada Pak Erick Thohir, sangat berat. Untuk semua olahraga kita ingin ya menuju kelas dunia," lanjut politikus Partai Gerakan Indonesia Raya tersebut.

Terkait nasib Kementerian BUMN, Prasetyo enggan menjawab apakah akan dilebur ke dalam Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara.

"Belum, kan sekarang sedang proses ya. Danantara juga sedang proses membenahi manajemen dan operasional di BUMN-BUMN kita. Nah kalau kemudian nanti dalam perjalanannya itu kita perlu melakukan perubahan terhadap kementeriannya, nanti kita lihat" kata Prasetyo.

Untuk posisi pelaksana tugas Menteri BUMN, Prasetyo menjawab kemungkinan dari wamen. Sebagai catatan, terdapat tiga wamen BUMN saat ini, yaitu Aminuddin Ma'ruf, Kartika Wirjoatmodjo, dan Dony Oskaria.

Langkah Prabowo melakukan reshuffle kabinet kali ini merupakan kelanjutan dari reshuffle kabinet pekan lalu, Senin (8/9/2025). Ketika itu, Prabowo melantik Purbaya Yudhi Sadewa sebagai Menteri Keuangan, Mukhtarudin sebagai Menteri Perlindungan Pekerja Migran Indonesia, dan Ferry Juliantono sebagai Menteri Koperasi.

Pejabat-pejabat lain yang dilantik adalah Menteri Haji dan Umrah Mochamad Irfan Yusuf dan Wakil Menteri Haji dan Umrah Dahnil Anzar Simanjuntak. Sebelumnya, mereka merupakan kepala dan wakil kepala Badan Penyelenggara Haji dan Umrah.

Selepas reshuffle kala itu, pos Menko Polkam dan Menpora kosong. Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin ditunjuk presiden menjadi Menko Polkam Ad Interim.

Arah reshuffle
Kepala Departemen Politik dan Perubahan Centre for Strategic and International Studies (CSIS) Arya Fernandes menilai Prabowo memilih melakukan reshuffle secara bertahap.

"Bukan tidak mungkin setelah reshuffle jilid 2, akan terus dilakukan reshuffle lainnya hingga satu tahun pemerintahan," tulis Arya dalam catatannya.

Menurut Arya, terdapat sejumlah pertanda di balik reshuffle yang dilakukan Prabowo. Pertama, Prabowo ingin menunjukkan bahwa ia memegang kendali penuh terhadap kekuasaan eksekutif yang dapat mengevaluasi kinerja dan performa para pembantu presiden, kapan pun dan di mana pun.

"Hal lain adalah adanya kebutuhan presiden untuk memastikan tidak adanya perilaku yang irregular yang dapat menimbulkan krisis atau instabilitas," katanya.

Kedua, menurut Arya, tata ulang kekuatan di internal kabinet. Prabowo sadar bahwa ia dikelilingi kekuatan partai dan dilema sistem multipartai yang kompleks membuatnya harus mengakomodasi banyak kepentingan partai dalam kabinet.

Namun, di tengah situasi seperti ini, Arya menilai tentu Prabowo punya kepentingan strategis untuk melakukan reposisi kekuatan di internal kabinet, dengan mengisi posisi menteri pada seseorang yang mewakili lingkaran politik Prabowo, dan tentu pernah berinteraksi secara personal dan kelembagaan dengan presiden.

Ketiga, lanjut Arya, penyeimbangan kekuatan politik di koalisi. Sebagai partai penguasa, Prabowo tentu juga berkepentingan untuk memastikan Gerindra mendapatkan porsi strategis dan seimbang dalam postur kementerian. Reposisi juga dilakukan oleh partai politik.

"Beberapa partai melakukan reposisi dengan mengganti atau mengusulkan nama baru di kabinet, atau terlempar karena berubahnya peta politik internal partai," ujar Arya.

Terakhir, menurut dia, reshuffle untuk merespons situasi politik domestik terkini, untuk meningkatkan kembali kepercayaan publik terhadap pemerintahan.

Sebagai penutup, Arya menekankan faktor ekonomi akan menjadi sangat strategis dan menentukan seberapa stabil politik dan pemerintahan, dan juga memengaruhi tingkat kepercayaan dan kepuasan pada pemerintahan.

"Menteri-menteri yang mengurusi bidang ekonomi akan sangat berperan strategis dalam mempengaruhi keberhasilan pemerintahan Prabowo ke depan, begitu juga sebaliknya," kata Arya.


(miq/miq)
[Gambas:Video CNBC]

Next Article Prabowo Sedih Banyak Anak Teriak Belum Terima Makan Bergizi Gratis

Read Entire Article
| | | |