Mirip Demo RI, Warga Negara Ini Protes Besar dan Bawa Bendera One Piece

5 hours ago 4
CNBC Indonesia News Foto News

Foto Internasional

Reuters, CNBC Indonesia

09 September 2025 15:30

Ricuh demonstran dalam protes di luar Gedung Parlemen di Kathmandu, Nepal, Senin (8/9/2025). (AFP/PRABIN RANABHAT)

Personel polisi anti huru hara menembakkan gas air mata untuk membubarkan demonstran saat protes di luar Gedung Parlemen di Khatmandu, Nepal, Senin (8/9/2025). (AFP/PRABIN RANABHAT)

Ricuh demonstran dalam protes di luar Gedung Parlemen di Kathmandu, Nepal, Senin (8/9/2025). (AFP/PRABIN RANABHAT)

Sebanyak 19 orang tewas dalam kerusuhan saat demonstrasi di Nepal, yang disebut sebagai aksi protes terbesar dalam beberapa dekade terakhir. (X/aayushevsky)

Ricuh demonstran dalam protes di luar Gedung Parlemen di Kathmandu, Nepal, Senin (8/9/2025). (AFP/PRABIN RANABHAT)

Bentrokan pecah setelah pemerintah memblokir akses ke sejumlah platform media sosial, termasuk Facebook, dan memicu kemarahan publik terutama dari kalangan muda. (AFP/PRABIN RANABHAT)

Ricuh demonstran dalam protes di luar Gedung Parlemen di Kathmandu, Nepal, Senin (8/9/2025). (AFP/PRABIN RANABHAT)

Sama seperti demonstrasi besar-besaran di Jakarta beberapa waktu lalu, demonstran di Nepal juga terlihat membawa poster dengan gambar bendera bajak laut One Piece. (X/Ayrtxn__)

Ricuh demonstran dalam protes di luar Gedung Parlemen di Kathmandu, Nepal, Senin (8/9/2025). (AFP/PRABIN RANABHAT)

Polisi menyebut lebih dari 100 orang luka-luka, termasuk 28 aparat. Para korban dibawa ke rumah sakit dengan bantuan sesama demonstran menggunakan sepeda motor. Dari total korban tewas, dua di antaranya berasal dari kota Itahari, di bagian timur Nepal. (AFP/PRABIN RANABHAT)

Ricuh demonstran dalam protes di luar Gedung Parlemen di Kathmandu, Nepal, Senin (8/9/2025). (AFP/PRABIN RANABHAT)

Aksi ini dipicu keputusan pemerintah pekan lalu yang memblokir akses ke sejumlah media sosial. Pemerintah beralasan langkah itu diambil karena platform tidak mendaftar ke otoritas terkait, padahal selama ini banyak digunakan untuk penyebaran ujaran kebencian, berita bohong, hingga penipuan. (REUTERS/Navesh Chitrakar)

Ricuh demonstran dalam protes di luar Gedung Parlemen di Kathmandu, Nepal, Senin (8/9/2025). (AFP/PRABIN RANABHAT)

Namun, kebijakan tersebut memicu protes luas. Sekitar 90% dari 30 juta penduduk Nepal adalah pengguna internet aktif. Massa yang sebagian besar anak muda termasuk pelajar dan mahasiswa, turun ke jalan dengan membawa poster bertuliskan "Hentikan korupsi, bukan media sosial" serta "Anak muda melawan korupsi". (REUTERS/Navesh Chitrakar)


Read Entire Article
| | | |