Pabrik Raksasa RI Ini Hasilkan Katoda Tembaga Perdana di Akhir Juni

1 day ago 6

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Freeport Indonesia (PTFI) akan menghasilkan katoda tembaga perdana dari fasilitas pengolahan dan pemurnian (smelter) keduanya di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Java Integrated Industrial & Ports Estate (JIIPE), Gresik, Jawa Timur, pada akhir Juni 2025 ini.

Hal itu lantaran perusahaan sudah mengoperasikan kembali smelternya setelah melakukan perbaikan berbulan-bulan lamanya sejak smelter mengalami kebakaran pada Oktober 2024 lalu.

Presiden Direktur PTFI Tony Wenas mengatakan, pihaknya sudah memulai kembali operasional smelter sejak akhir Mei 2025 lalu.

Dia menjelaskan, pihaknya sudah pada tahap memulai produksi, yakni konsentrat tembaga sudah dimasukkan ke tungku atau furnace. Namun, proses hingga menghasilkan katoda terdiri dari beberapa tahapan berikutnya, antara lain ketika sudah dibakar di furnace dan menjadi matte, matte ini akan masuk lagi ke furnace berikutnya untuk diproses menjadi anoda tembaga.

"Sekarang ini sudah dalam proses, kan ini kan nggak mungkin begitu masuk ke segini langsung pindah kan enggak, dia dipindahin ke furnace berikutnya. Baru kemudian akan memproduksi anoda tembaga, kira-kira sekitar hari ini sudah memproduksi anoda tembaga. Tapi dia harus dimasukin dulu di electro refinery selama 3 minggu, baru dia menjadi katoda tembaga," jelasnya kepada wartawan di Jakarta, dikutip Rabu (11/6/2025).

"Iya, akhir bulan ini diperkirakan sudah memproduksi katoda tembaga. Tapi proses produksinya sudah dimulai," tegasnya.

Lebih jauh, dia mengungkapkan pabrik tembaga ini diperkirakan bisa mulai beroperasi penuh atau 100% pada Desember 2025 mendatang.

Pada Juni ini, menurutnya kapasitas operasional pabrik diperkirakan mencapai 40%.

"Diperkirakan akhir bulan ini sudah mulai produksi katoda tembaga. Kita akan mulai dulu dengan 40% kapasitas," tandasnya.

Sebelumnya, Chairman of the Board Freeport-McMoRan Richard C. Adkerson dan Presiden & CEO Freeport-McMoRan Kathleen Quirk bersama Presiden Direktur PTFI Tony Wenas pun turun langsung ke Gresik guna memastikan kelancaran mulai beroperasinya smelter.

"Kedatangan pimpinan FCX ini adalah untuk memastikan smelter PTFI mulai beroperasi kembali dengan baik setelah kejadian kahar pada 14 Oktober 2024," ungkap Tony dalam keterangan tertulis, Kamis (22/5/2025).

Tony menjelaskan bahwa saat ini smelter sudah mulai beroperasi dan akan menghasilkan katoda tembaga pada minggu ke-4 bulan Juni 2025.

"Setelah dimasukkan konsentrat, diolah di furnace menjadi anoda tembaga, kemudian dibawa ke electrorefinery untuk menjadi katoda tembaga," kata Tony.

Ia mengatakan beroperasinya kembali smelter PTFI pada pekan ketiga bulan Mei ini adalah sebuah capaian yang sangat baik dan merupakan bukti nyata resiliensi perusahaan dalam mengatasi berbagai tantangan serta melaksanakan komitmen terhadap hilirisasi.

"Produksi smelter sebetulnya akan dimulai pekan ketiga bulan Juni. Namun pada perkembangannya, proses perbaikan dapat diselesaikan lebih cepat," kata Tony.

Saat ini, smelter PTFI telah beroperasi kembali dan akan memasuki fase ramp-up, yaitu kapasitas produksi yang meningkat secara bertahap dari 40% hingga mencapai produksi penuh 100% pada bulan Desember 2025.

"Akselerasi perbaikan dan produksi smelter ini menjadi bukti nyata PTFI sebagai perusahaan tambang terintegrasi dari hulu hingga hilir yang mendukung penuh program hilirisasi sumber daya mineral yang ditetapkan pemerintah sekaligus komitmen terhadap Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK)," katanya.

Tony menegaskan kembali beroperasinya Smelter PTFI ini menjadi langkah strategis yang tidak hanya mendukung kemandirian industri dalam negeri, tetapi juga memperkuat posisi Indonesia di pasar global.

"Sebagai bagian dari visi pemerintah menuju Indonesia Emas 2045, PTFI berkomitmen untuk terus berkontribusi dan memberikan nilai tambah bagi bangsa dan negara," katanya.

Mengutip data PTFI, investasi kumulatif untuk proyek smelter PTFI di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Java Integrated Industrial and Ports Estate (JIIPE), Gresik, tersebut mencapai Rp 58 triliun atau sekitar US$ 3,67 miliar.

Proyek ini merupakan pemenuhan komitmen PTFI terhadap Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK) yang diterbitkan pada tahun 2018.

Proyek smelter dengan desain single line terbesar di dunia ini memiliki kapasitas pengolahan 1,7 juta ton konsentrat tembaga per tahun dan memproduksi sekitar 600.000-700.000 katoda tembaga per tahun.

Bersama dengan smelter pertamanya yang dikelola PT Smelting Gresik, kedua smelter milik PT Freeport Indonesia ini akan memurnikan total 3 juta ton konsentrat tembaga per tahun, dan menghasilkan 1 juta ton katoda tembaga, 50 ton emas, dan 200 ton perak.


(wia)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Penambang-Smelter Tak Sepakat HPM, Hilirisasi Mineral Terancam?

Next Article Sempat Kebakaran, Smelter Freeport Mulai Uji Coba Lagi Mid Maret 2025

Read Entire Article
| | | |