Pasca Dicaplok Djarum, Begini Kinerja Keuangan Remala Abadi (DATA)

6 hours ago 3

Jakarta, CNBC Indonesia - Pasca diakuisisi Grup Djarum, pendapatan emiten telekomunikasi PT Remala Abadi Tbk (DATA) di kuartal I-2025 tumbuh 10,28% menjadi Rp86,395 miliar dari sebelumnya di periode yang sama tahun 2024 sejumlah Rp78,335 miliar.

Sementara EBITDA (Earnings Before Interest, Taxes, Depreciation, and Amortization) alias laba perseroan mengalami peningkatan 20,34% dari kuartal I-2024 sebesar Rp26,169 miliar, menjadi Rp31,492 miliar di periode yang sama tahun 2025. Sedangkan EBITDA margin DATA mengalami peningkatan, yang pada awal tahun 2024 hanya 33,41%, kini di periode yang sama tahun 2025 sudah menyentuh 36,45%.

Chief Executive Officer, Agus Setiono PT Remala Abadi Tbk mengatakan, meningkatnya kinerja perseroan dipengaruhi oleh modernisasi teknologi FTTH (Fiber to the Home) yang membuat bisnis jaringan internetnya menjadi lebih efisien.

"Selain modernisasi teknologi FTTH, Agus menjelaskan sinergi dalam memanfaatkan infrastruktur yang dimiliki Iforte (Grup Djarum) juga efektif memberikan peningkatan kinerja keuangan Remala di tahun 2025," ujar Agus dalam Public Expose perusahaan, Selasa (9/9/2025).

Selain dengan grup Djarum, Remala Abadi juga melakukan sinergi dengan operator internet lainnya dalam penggunaan infrastruktur, baik itu infrastruktur pasif maupun aktif.

"Komposisi pelanggan partnership, pemerintahan, retail, dan korporat saat ini cukup berimbang. Dan ini sangat menguntungkan Remala Abadi karena membuat pendapatan perseroan tidak tergantung pada salah satu segmen pelanggan saja," pungkas Agus.

Saat ini Remala sudah memiliki setidaknya lebih dari 12 ribu km fiber optic dengan 300 POP (Point of Presence) terpasang, 37 ribu FAT (Fiber Access Terminal), 317 ribu homepass, 83 ribu home connected, dan 11 ribu office connected. Remala juga sudah terhubung dengan 80% data center yang ada di wilayah Jabodetabek.

Perusahaan juga membidik pembangunan 500.000 jaringan FTTH sepanjang tahun ini. Untuk itu, DATA menganggarkan belanja modal atau capital expenditure (capex) sekitar Rp1 triliun. Agus merincikan, lebih dari 50% anggar dialokasikan untuk pembangunan FTTH retail.

"Kebanyakan tuh untuk bangun retail FTTH. Karena kita udah punya kabel Java Backbone itu, kan sudah dari tahun lalu tuh kita sudah beli. Cuma belum diaktifasi. Nah tahun ini itu kita mau aktifkan," ungkap Agus.


(ayh/ayh)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Emiten Djarum (DATA) Dapat Kredit Rp 220 M dari Bank Mandiri

Read Entire Article
| | | |