Jakarta, CNBC Indonesia - Lonjakan impor battery electric vehicle (BEV) atau mobil listrik dengan baterai yang tidak diimbangi dengan kenaikan penjualan dalam negeri mulai mengguncang industri komponen otomotif nasional. Sejumlah pabrik sparepart/ onderdil mulai melakukan pengurangan tenaga kerja akibat turunnya permintaan dari produsen kendaraan.
Sekretaris Jenderal Gabungan Industri Alat-alat Mobil dan Motor (GIAMM) Rachmat Basuki mengungkapkan tekanan paling besar datang dari anjloknya volume produksi OEM (Original Equipment Manufacturer) yang selama ini menjadi tumpuan rantai pasok ke pabrik mobil lokal.
Ia menjelaskan, kontraksi penjualan kendaraan listrik dan derasnya arus impor membuat penyerapan komponen di dalam negeri ikut melorot. Seperti diketahui, penjualan mobil baru di Indonesia sepanjang Januari hingga Oktober 2025 tercatat hanya mencapai 635.844 unit. Angka ini turun sekitar 10,6 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang mencapai lebih dari 711 ribu unit.
"Kalau (penurunan penjualan) mobilnya kan hampir 11 persen. Kalau di komponen mungkin lebih dari itu sekitar 30% penurunannya. Karena banyak (BEV) yang impor, mobil listrik-listrik kan impor. Penjualan (dalam negeri) turun, terus impornya banyak," kata Basuki kepada CNBC Indonesia di Cikarang, Rabu (19/11/2025).
Dampaknya, sejumlah pabrik mulai melakukan efisiensi tenaga kerja, sebelumnya sempat terjadi di pabrik Michelin yang melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) sebanyak 100 orang tenaga kerja meski belakangan diklaim mulai masuk kembali.
Meski pelaku industri sebenarnya berupaya keras mempertahankan karyawan karena karakter sektor ini yang sangat bergantung pada keterampilan teknis.
"Kalau kita sebisa mungkin ngga ngurangi karyawan. Tapi kalau ngga tahan ya paling kontrak gak dilanjut, karena untuk industri ini kan butuh skill, ngga gampang. Kalau kita nanti PHK, nanti gimana ini? Nanti rekrut lagi. Kalau demandnya lagi bagus, susah juga. Tapi ya memang ada (yang dirumahkan)," jelas Rachmat.
Beberapa perusahaan masih mencoba mengandalkan pasar ekspor untuk bertahan. Produsen besar seperti Bosch dan Denso relatif lebih mudah menyalurkan produk ke luar negeri karena memiliki jaringan global. Namun, pemain lokal berada dalam posisi yang jauh lebih sulit untuk mencari pasar alternatif.
"Beberapa itu masih coba ekspor. Kalau seperti yang Bosch, Denso, itu kan ekspor gampang. Karena dia punya jaringan. Kalau yang lokal-lokal itu yang agak susah," kata Rachmat.
Pemerintah sebenarnya dapat membantu industri komponen keluar dari tekanan melalui pemberian stimulus, seperti yang pernah dilakukan saat pemulihan ekonomi pascapandemi.
Industri komponen kini berharap pemerintah segera mengantisipasi tren penurunan volume agar rantai pasok tidak mengalami kerusakan struktural yang berdampak panjang pada kemampuan produksi nasional.
"Sebenernya kalau pemerintah mau, itu kasih aja kayak insentif waktu jaman Covid-19 (insentif Pajak Pertambahan Nilai Ditanggung Pemerintah) seperti 2022-an, itu kan penjualan naik. Jadi kita supply chain-nya survive juga. Karena kita ketergantungan terhadap volumenya tinggi, kalau OEM-nya turun, kita ya turun," ungkapnya.
(dce)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Produksi Mobil Listrik RI Masih Seuprit, Impor Makin Kuasai Pasar































:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5319082/original/060228700_1755504247-pspr.jpg)




:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5292881/original/016928800_1753267680-WhatsApp_Image_2025-07-23_at_17.02.21.jpeg)

:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5255125/original/011605200_1750149296-_Timnas_Indonesia_U-23_-_Jens_Raven__Dony_Tri_Pamungkas__Kdek_Arel_Priyatna__background_Gerald_Vanenburg_copy.jpg)

:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5295668/original/003518200_1753490643-vie_2.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5294962/original/091757100_1753426328-SnapInsta.to_523144936_1283178553162979_2047566670970110161_n.jpg)


:strip_icc():format(jpeg):watermark(kly-media-production/assets/images/watermarks/bola/watermark-color-landscape-new.png,1125,20,0)/kly-media-production/medias/5295805/original/097979000_1753504002-20250725AA_Timnas_Indonesia_U-23_Vs_Thailand-1.jpg)

:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5282651/original/018565000_1752480102-20250714-Presskon_Piala_AFF-Bola_6.jpg)

