Perang Iran-Israel Memanas, 8 Negara Ambil Keputusan Genting Pekan Ini

9 hours ago 3
  • Pasar keuangan Indonesia melemah pada akhir pekan lalu dan akan mendapat hadangan berat pekan ini karena perang
  • Wall Street ambruk pada akhir pekan lalu setelah konflik Iran vs Israel memanas
  • Sentimen perang, kebijakan suku bunga hingga data-data ekonomi penting akan menggerakkan pasar hari ini

Jakarta, CNBC Indonesia - Pasar keuangan Tanah Air akan kembali menghadapi banyak guncangan dan katalis luar biasa pada pekan ini. Tren negatif melemahnya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) maupun rupiah dikhawatirkan akan berlanjut.

Di sepanjang pekan ini, pergerakan IHSG maupun rupiah diperkirakan akan sangat volatile. Lantaran perang Israel dan Iran yang makin memanas hingga penantian para investor dari kebijakan suku bunga The Federal Reserve (The Fed) hingga Bank Indonesia (BI). Selengkapnya mengenai sentimen dan proyeksi pasar hari ini dapat dibaca pada halaman 3 pada artikel ini. Dan para investor juga dapat mengintip agenda dan rilis data yang terjadwal untuk hari ini baik dalam negeri dan luar negeri pada halaman empat.

Pada perdagangan Jumat (13/6/2025), IHSG  turun 38,31 poin atau 0,53% ke level 7.166,06. Pelemahan tersebut menjadi kejatuhan IHSG selama tiga hari beruntun.

Sebanyak 364 saham turun, 241 naik, dan 200 tidak bergerak. Nilai transaksi mencapai Rp 13,59 triliun yang melibatkan 25,71 miliar saham dalam 1,36 juta kali transaksi. Kapitalisasi pasar pun menciut menjadi Rp 12.525,17 triliun.

Mengutip Refnitiv, hanya ada tiga sektor yang parkir di zona hijau, yaitu bahan baku (0,77%), energi (0,36%), dan kesehatan (0,18%). Sementara itu sektor yang turun paling dalam adalah properti (-1,03%) dan diikuti oleh finansial (-0,86%), dan teknologi (-0,7%).

Berbanding terbalik dengan kondisi IHSG, saham emiten emas melesat dan menjadi penyangga IHSG tidak turun lebih dalam. PT Aneka Tambang (ANTM) naik 4,42% berkontribusi 9,18 indeks poin dan MEDC menyumbang 1,75 indeks poin.

Adapun saham-saham yang menyeret IHSG ke zona merah utamanya adalah emiten perbankan. PT Bank Rakyat Indonesia (BBRI) yang turun 1,47% berkontribusi -9,18 indeks poin terhadap pelemahan IHSG. Lalu PT Bank Central Asia (BBCA) yang turun 1,1% menyumbang -6,82 indeks poin.

Sentimen terbesar pada perdagangan Jumat adalah serangan Israel ke Iran. Senada dengan IHSG, bursa di kawasan Asia-Pasifik juga berguguran. Shenzen SZI turun paling dalam, yakni 1,1%. Lalu diikuti oleh Taiwan TWII yang turun 0,96% dan Nikkei -0,89%.

Bursa di kawasan Asia merosot seiring dengan serangan Israel ke Iran hari ini. Sebagaimana diberitakan sebelumnya Israel telah mengonfirmasi telah melancarkan serangan militer besar-besaran ke sejumlah target strategis di Iran, termasuk fasilitas nuklir dan pusat produksi rudal. Menurut pernyataan resmi pemerintah Israel pada Jumat (13/6/2025), operasi yang diberi nama "Rising Lion" itu dimaksudkan untuk mencegah Iran mengembangkan senjata nuklir.

Dalam pesan video yang dirilis kepada publik, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyatakan bahwa negaranya telah memasuki "momen penentu dalam sejarah Israel" dan akan terus melakukan serangan ke Iran selama beberapa hari ke depan.

"Israel menargetkan ilmuwan-ilmuwan Iran yang bekerja mengembangkan bom nuklir, program rudal balistik mereka, serta fasilitas pengayaan uranium di Natanz," ujar Netanyahu, dilansir Reuters.

Pernyataan tersebut disusul oleh pengakuan dari seorang pejabat militer Israel yang mengatakan bahwa Israel telah menyerang "puluhan" target nuklir dan militer di Iran. Ia juga mengklaim bahwa Iran memiliki cukup bahan untuk memproduksi hingga 15 bom nuklir dalam hitungan hari.

Media pemerintah Iran dan sejumlah saksi mata melaporkan bahwa ledakan hebat terdengar di beberapa kota, termasuk di sekitar fasilitas pengayaan uranium utama di Natanz. Seorang warga kota tersebut mengatakan kepada Reuters bahwa suara ledakan terdengar berturut-turut di dekat lokasi fasilitas.

Beralih ke rupiah, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada Jumat (13/6/2025) ditutup pada posisi Rp16.290/US$ atau melemah 0,37%. Sedangkan secara mingguan, rupiah terkoreksi 0,12%.

Rupiah jatuh usai dolar AS yang menguat setelah Israel melancarkan serangan besar-besaran terhadap fasilitas nuklir Iran.

Reaksi sejauh ini menunjukkan mata uang AS masih memiliki daya tarik sebagai tempat berlindung yang aman meskipun dolar tidak lagi bertindak seperti tempat berlindung yang aman dalam beberapa bulan terakhir dan telah jatuh karena meningkatnya kekhawatiran tentang kebijakan tarif Presiden Trump.

Sebagai informasi, Israel telah mulai melancarkan serangan terhadap Iran, kata dua pejabat AS seraya menambahkan bahwa tidak ada bantuan atau keterlibatan AS dalam operasi tersebut. Laporan lain menyebutkan bahwa ledakan terdengar di timur laut ibu kota Iran, Teheran.

Adapun dari pasar obligasi Indonesia, pada perdagangan Jumat (16/6/2025) imbal hasil obligasi tenor 10 tahun terpantau menguat 0,04% di level 6,716%.

Imbal hasil obligasi yang menguat menandakan bahwa para pelaku pasar sedang membuang surat berharga negara (SBN).

Begitu pun sebaliknya, imbal hasil obligasi yang melemah menandakan bahwa para pelaku pasar sedang kembali mengumpulkan surat berharga negara (SBN).

Pages

Read Entire Article
| | | |