Peringatan Keras! Harga Emas Diramal Akan Masuk Periode "Gelap"

4 hours ago 2

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga emas akhirnya bangkit setelah babak belur. Pelemahan dolar Amerika Serikat (AS) menopang pergerakan sang logam mulia.

Merujuk Refinitiv, harga emas ditutup di US$ 3.324,22 per troy ons atau menguat 0,57%. Penguatan ini memutus kinerja buruk sang logam mulia yang ambles dua hari perdagangan sebelumnya dengan pelemahan mencapai 3,6%.

Dalam sepekan, harga emas menguat 2,6%. Penguatan ini juga memutus tren buruk emas yang ambruk dalam dua pekan beruntun sebelumnya yakni 2,35% pada pekan lalu dan 0,36% pada pekan sebelumnya.

Harga emas bergerak sangat volatile pada pekan ini di tengah tanda tanya negoisasi perang dagang hingga meletusnya perang India dan Pakistan.

Harga emas melambung hampir 3% pada Senin dan Selasa pekan ini kemudian ambruk hampir 2% pada dua hari beruntun pada Rabu dan Kamis.

Emas batangan, yang dikenal sebagai lindung nilai terhadap ketidakpastian geopolitik dan ekonomi, telah naik lebih dari 27% sejak awal tahun.

Penguatan emas kemarin ditopang oleh melandainya dolar AS di tengah pernyataan Presiden AS Donald Trump yang melunak terhadap China.

Indeks dolar AS melemah tipis 100,34 pada perdagangan kemarin setelah sebelumnya melesat ke 100,64.

Pelemahan dolar menjadi kabar baik bagi emas karena pembelian sang logam mulia dikonversi ke dolar. Dolar yang melemah bisa meningkatkan pembelian emas.

Presiden Trump mengatakan bahwa tarif 80% terhadap barang-barang China "terasa tepat" saat para perwakilan bersiap untuk pembicaraan akhir pekan guna meredam perang dagang antara dua ekonomi terbesar dunia.

Selain itu, di ranah geopolitik, India dan Pakistan saling menuduh melakukan serangan militer baru, menggunakan drone dan artileri untuk hari ketiga dalam pertempuran terburuk antara kedua negara bersenjata nuklir di Asia Selatan tersebut dalam hampir tiga dekade.

"Jelas, ketidakpastian yang berkelanjutan terkait tarif masih menjadi faktor pendukung utama di balik kenaikan emas," kata David Meger, direktur perdagangan logam di High Ridge Futures, kepada Reuters.

Dia menambahkan banyak investor dan analis yang tidak lagi optimis melihat harga emas ke depan. Meger bahkan mengatakan harga emas akan memasuki periode "gelap" atau terkoreksi.

"Kami tidak lagi seoptimis terhadap emas seperti beberapa bulan terakhir. Mungkin kita akan memasuki periode konsolidasi atau koreksi dalam waktu dekat." imbuhnya.

Di pasar fisik, para pedagang emas di India menawarkan diskon harga minggu ini karena permintaan yang lemah, seiring pelemahan rupee yang mendorong harga lokal mendekati rekor tertinggi. Sementara itu, pembelian di China meningkat setelah liburan.

Di sisi lain, Gubernur Federal Reserve Michael Barr mengatakan bahwa kebijakan perdagangan Trump kemungkinan akan mendorong inflasi, menurunkan pertumbuhan, dan meningkatkan pengangguran di akhir tahun ini. Kondisi ini membuat pemangku kebijakan dengan keputusan sulit untuk memilih masalah mana yang harus dihadapi.

CNBC INDONESIA RESEARCH
[email protected]

(mae/mae)

Read Entire Article
| | | |