Bola.com, Solo - Pelatih Persis Solo, Peter de Roo, merasa sangat antusias melihat hadirnya sederet juru taktik asal Belanda yang bakal meramaikan BRI Super League musim 2025/2026. Musim ini, setidaknya ada empat juru taktik asal Negeri Kincir Angin yang bakal beradu taktik.
Selain Peter de Roo yang kini bersama Persis Solo, sebelumnya sudah ada Jan Olde Riekerink yang bertahan di kursi pelatih Dewa United. Lalu, Bali United resmi mendatangkan Johnny Jansen yang sebelumnya mengasuh klub kasta tertinggi Liga Belanda, PEC Zwolle.
Adapun satu nama lainnya ialah Jean-Paul van Gastel yang telah resmi menjadi arsitek PSIM Yogyakarta. Sebelum berlabuh bersama tim promosi itu, Van Gastel sempat menukangi sejumlah klub, termasuk NAC Breda dan membantu Giovnni van Bronckhorst di Beskitas.
Selain fenomena pelatih asal Belanda yang mulai membanjiri Indonesia, ada pula pesepak bola asal Negeri Kincir Angin yang berduyun-duyun datang. Beberapa di antaranya bahkan berkarier bersama klub Eredivisie pada musim lalu.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Fenomena Menarik
Peter de Roo pun memberikan pendapatnya soal fenomena ini. Sebelumnya, saat berada di Malaysia, dia juga pernah memperoleh pertanyaan serupa menyoal banjirnya pelatih asal Korea Selatan di Asia Tenggara.
Ketika itu, Timnas Vietnam meraih kesuksesan bersama Park Hang-seo, sedangkan Timnas Indonesia mulai berkembang bersama Shin Tae-yong. Peter, yang menjadi Direktur Teknik FAM, ditanya apakah Malaysia harus mengambil langkah yang sama.
“Ini sebetulnya mengingatkan saya soal sebuah pertanyaan yang pernah dilontarkan ketika saya berada di Malaysia. Ketika itu, banyak negara di ASEAN menggunakan pelatih asal Korea Selatan,” kata Peter de Roo.
“Ketika itu, jurnalis asal Malaysia juga menanyakan pendapat saya apakah seharusnya Timnas Malaysia juga mulai menggunakan pelatih asal Korea Selatan. Contohnya ketika itu adalah Vietnam dengan Park Hang-seo,” lanjutnya.
Bukan Soal Kewarganegaraan
Bagi Peter, yang terpenting sebetulnya bukan kewarganegaraan. Sebab, kesuksesan Park Hang-seo ketika mengasih Timnas Vietnam diraih bukan karena dia warga negara Korea Selatan, tetapi karena dia pelatih yang berkualitas.
“Namun, pertanyaannya, kenapa dia bisa mengukir prestasi yang hebat bersama Vietnam? Apakah karena dia adalah pelatih yang hebat, atau karena dia berkebangsaan Korea Selatan?” ujar pelatih berusia 55 tahun itu.
“Jawabannya karena dia adalah pelatih yang hebat, kan. Jadi, itulah seharusnya yang menjadi pembahasan. Karena sebetulnya ini bukan menyoal kewarganegaraan,” lanjut eks pelatih Balestier Khalsa tersebut.
Bertemu Wajah Familiar
Menurut Peter, hadirnya banyak pelatih Belanda di Super League 2025/2026 memang menarik. Sebab, dia cukup familiar dengan sejumlah nama, termasuk bermain bersama Roy Jendriksen, asisten pelatih Dewa United, ketika mereka sama-sama memperkuat SC Cambuur.
“Tentu saja, bagi saya ini adalah hal yang menyenangkan. Karena saya juga mengenal beberapa dari mereka. Saya juga pernah bertanding melawan mereka ketika kami sama-sama masih bermain,” ujar dia.
“Saya pernah bermain satu tim dengan salah satu asisten pelatih yang kini bersama Dewa United. Bahkan, pelatih kepala Dewa (Jan Olde Riekerink), saudaranya adalah agen saya ketika saya bermain,” imbuhnya.
Peter mengatakan, hadirnya sejumlah pelatih dari Belanda ini diharapkan bisa memberikan dampak positif terhadap kualitas kompetisi sepak bola di Indonesia. Sebab, inilah yang sebetulnya dibutuhkan dari mereka.
“Rasanya menenangkan bisa berjumpa dengan wajah-wajah familiar di Indonesia. Namun, yang terpenting adalah mereka bisa menambah kualitas di kompetisi ini, bukan perihal soal kewarganegaraannya,” katanya.