Pintar Doang Gak Laku, Skill Ini Jadi Rebutan Dunia Kerja

4 hours ago 2

Jakarta, CNBC Indonesia - Dalam pasar tenaga kerja yang berkembang dengan cepat, keterampilan pekerja yang dibutuhkan perusahaan terus berganti seiring dengan tren industri yang berubah-ubah.

Otomatisasi, kecerdasan buatan (AI), big data, dan teknologi baru lainnya terus bermunculan membuat perusahaan membutuhkan tenaga kerja yang mampu mengoperasikan, memanfaatkan, dan mengembangkan teknologi ini.

Berikut ini adalah daftar keterampilan kerja yang paling dibutuhkan untuk tahun 2025, dilansir dari laporan Future of Jobs 2025 milik World Economic Forum (WEF).

Laporan ini mengurutkan keterampilan kerja paling penting untuk tahun 2025 berdasarkan 1.043 tanggapan unik dari perusahaan global, yang secara kolektif mewakili lebih dari 14,1 juta karyawan di seluruh dunia.

Pemikiran Analitis Memimpin Daftar

Pemikiran analitis adalah keterampilan yang memuncaki peringkat, disebutkan oleh 69% pemberi kerja sebagai "keterampilan inti".

Permintaan industri semakin meningkat terhadap orang-orang yang dapat memecahkan masalah kompleks, menginterpretasikan data, dan mengambil keputusan yang rasional dalam lingkungan yang tidak pasti. Transformasi digital yang cepat mendorong pemberi kerja menempatkan nilai tinggi pada kemampuan kognitif dan penalaran kritis.

Ketahanan, fleksibilitas, dan kelincahan berada di peringkat kedua dengan 67%, disusul oleh Kepemimpinan dan pengaruh sosial pada peringkat ketiga. Hal ini kebutuhan akan orang yang dapat mengelola perubahan dan menginspirasi tim.

Keterampilan non-teknis semakin esensial saat perusahaan menghadapi pergeseran ekonomi, kerja jarak jauh, dan perubahan budaya.

Kombinasi keterampilan kognitif, kepercayaan diri, dan interpersonal dalam lima teratas menyoroti perhatian lebih yang diberikan oleh pemberi pekerjaan terhadap tenaga kerja yang lincah, inovatif, dan kolaboratif.

Di posisi ke-enam dan ke-delapan, literasi teknologi (51%) dan rasa ingin tahu serta pembelajaran seumur hidup (50%) menyoroti pentingnya untuk terus mengikuti pembaharuan teknologi di dunia yang bergerak cepat.

Kemajuan digital yang sedang diwarnai oleh penggunaan AI dan big data (45%) juga masuk dalam daftar, menandakan pergeseran tren menuju kecakapan digital. Sementara itu, keterampilan tradisional yang sudah sejak kecil dipelajari di seperti membaca, menulis, dan matematika (21%) berada jauh di bawah daftar, tidak dihargai sebesar keterampilan yang berkutat pada penggunaan teknologi.

Semakin Sulitnya Mencari Pekerjaan

Seiring dengan meningkatnya tuntutan dari pemberi kerja, pencari kerja tampaknya mengalami kesulitan. Angka pengangguran juga terus meningkat seiring dengan tren pemutusan hubungan kerja yang melambung tinggi.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) melalui Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) Februari 2025, menyebutkan bahwa jumlah angkatan kerja di Indonesia saat ini mencapai 153,05 juta orang, bertambah 3,67 juta orang dari Februari 2024.

Kemudian, tingkat pengangguran terbuka pada Februari 2025 pun mencapai 4,76%. Meski jika dilihat dari persentasenya, angkanya sedikit menurun.

Sementara itu, jumlah pengangguran di Indonesia meningkat, mencapai 7,28 juta orang, naik 1,1% atau sekitar 80 ribu dibanding Februari 2024.

Sementara itu, jumlah pekerja yang mengalami PHK terus meningkat dalam dua tahun terakhir. Sepanjang 2023, total PHK tercatat sebanyak 64.855 orang. Angka ini melonjak pada 2024 menjadi 77.965 orang, atau meningkat 20,21% secara tahunan.

Kondisi makin mengkhawatirkan di awal 2025. Pada Februari 2025 saja, terjadi PHK terhadap 15.285 pekerja, menjadi kenaikan bulanan terbesar sejak November 2023.

Pencari kerja perlu terus memperkaya diri dengan keahlian yang sedang banyak dicari oleh industri, mengingat lapangan kerja yang tersedia tidak sebanding dengan jumlah pencari kerja, ditambah dengan angka pengangguran dan PHK yang masih tinggi.

CNBC INDONESIA RESEARCH
[email protected]

(mae)

Read Entire Article
| | | |