Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintahan Prancis kembali diguncang krisis politik setelah Perdana Menteri François Bayrou resmi digulingkan melalui mosi percaya pada Senin (8/9/2025), dengan 364 suara berbanding 194. Presiden Emmanuel Macron kini harus segera menunjuk pengganti di tengah tekanan defisit fiskal yang membengkak.
Bayrou, yang baru ditunjuk Desember lalu, hanya bertahan kurang dari sembilan bulan. Lengsernya Bayrou langsung memicu spekulasi mengenai siapa yang bakal menduduki kursi perdana menteri berikutnya.
Menurut data Polymarket, peluang Menteri Angkatan Bersenjata Sébastien Lecornu sempat melonjak hingga 54%, sebelum turun ke 31% pada Senin sore waktu setempat. Meski demikian, Lecornu menepis kemungkinan dirinya masuk bursa.
"Saya bukan kandidat," ujarnya kepada Le Parisien.
Nama lain yang masuk radar adalah Catherine Vautrin, Menteri Tenaga Kerja, Kesehatan, Solidaritas, dan Keluarga, dengan peluang sekitar 9%. Disusul Menteri Ekonomi dan Keuangan Éric Lombard (8,4%), Presiden Dewan Regional Hauts-de-France Xavier Bertrand (5,1%), dan Menteri Kehakiman Gérald Darmanin (4%).
Krisis ini menimbulkan kekhawatiran di parlemen. "Saya senang François Bayrou keluar. Majelis Nasional tidak lagi mempercayainya. Tetapi kita menghadapi tantangan besar: membentuk pemerintahan baru dan menyusun anggaran. Kompromi antarpartai jelas tidak mudah," kata Nicolas Bonnet, anggota Partai Hijau, dikutip Newsweek.
Sementara itu, Gabriel Attal dari Partai Renaissance mendorong Macron menunjuk seorang mediator sebelum menetapkan perdana menteri baru.
"Kita perlu negosiator untuk menyatukan kekuatan politik di parlemen. Baru kemudian perdana menteri yang akan menjadi penjamin kesepakatan itu," tulis Attal di X.
Macron sendiri menegaskan akan mengumumkan perdana menteri baru dalam hitungan hari.
(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Mendag Prancis Kunjungi RI, Bahas Jet Tempur Rafale?