Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Prabowo Subianto mengutus Presiden ke-7 RI Joko Widodo untuk menghadiri acara pemakaman Paus Fransiskus di Vatikan. Pemakaman itu rencananya akan dilaksanakan pada Sabtu, 26 April 2025 mendatang.
Tak hanya Jokowi, Prabowo juga mengutus Wakil Menteri Keuangan Thomas Djiwandono, Ketua Panitia Penyambutan Paus Ke Indonesia September 2024 lalu Ignasius Jonan, hingga Menteri Hak Asasi dan Manusia Natalius Pigai.
"Di antara tokoh-tokoh yang diutus oleh bapak presiden Prabowo mewakili bangsa dan negara Indonesia adalah yang pertama Presiden ke-7 Bapak Joko Widodo, kemudian yang kedua Wakil Menteri Keuangan bapak Thomas Djiwandono, kemudian yang ketiga bapak Jonan (Ignasius Jonan) dan yang keempat bapak Natalius Pigai," kata Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi kepada wartawan, Rabu (23/4/2025).
"Kamu berharap utusan ini dapat mewakili bangsa dan negara kita di dalam ikut menyampaikan simpati dan belasungkawa," sambungnya.
Prasetyo juga mengabarkan jadwal keberangkatan saat ini sedang diatur. Rencananya akan dilakukan Kamis atau Jumat mendatang.
Ia juga mengatakan pemerintah Indonesia menyampaikan duka cita yang mendalam atas meninggalnya pemimpin gereja sedunia pada 21 April 2025 lalu.
Paus Fransiskus meninggal dunia pada usia 88 tahun, Senin (21/4/2025), pukul 07.35 waktu Roma. Kabar duka ini diumumkan oleh Vatikan melalui pernyataan resmi, dan sekaligus mengakhiri masa kepemimpinan lebih dari satu dekade dari tokoh gereja yang dikenal dekat dengan isu-isu kemanusiaan.
Beberapa jam sebelum wafat, ia sempat tampil di hadapan publik pada Minggu Paskah untuk memberikan berkat. Ini pun menjadi sebuah momen yang mengejutkan sekaligus menguatkan umat yang berkumpul di Lapangan Santo Petrus.
Sepanjang hidupnya, Paus Fransiskus menghadapi berbagai tantangan kesehatan sebelum akhirnya menghembuskan nafas terakhir. Ia dilarikan ke Rumah Sakit Poliklinik Agostino Gemelli pada 14 Februari 2025 karena bronkitis yang kemudian berkembang menjadi pneumonia bilateral.
Setelah menjalani perawatan selama 38 hari, ia dipulangkan ke kediamannya di Casa Santa Marta, Vatikan, untuk melanjutkan pemulihan. Masalah kesehatan bukan hal baru bagi pemimpin Gereja Katolik tersebut.
Paus Fransiskus pernah menjalani operasi paru-paru saat berusia 21 tahun di Argentina karena infeksi saluran pernapasan parah. Seiring bertambahnya usia, ia kerap mengalami gangguan serupa. Pada November 2023, Paus bahkan membatalkan kunjungan ke Uni Emirat Arab akibat influenza dan radang paru-paru.
Dalam beberapa tahun terakhir, kondisi kronis seperti sciatica, osteoartritis, dan robekan ligamen lutut semakin membatasi mobilitasnya, hingga akhirnya ia lebih sering menggunakan kursi roda. Pada tahun 2021, ia juga menjalani operasi usus besar untuk mengatasi divertikulitis.
Infeksi saluran pernapasan seperti bronkitis dan pneumonia pun kerap kambuh dan memburuk di tahun-tahun akhir hidupnya.
Meski kondisi fisik semakin menurun, Paus tetap melanjutkan tugasnya sebagai pemimpin spiritual bagi lebih dari satu miliar umat Katolik di seluruh dunia. Ia dikenal aktif dalam menyuarakan pesan perdamaian, solidaritas, dan kepedulian terhadap kaum marginal, bahkan dalam kondisi fisik yang terbatas.
(luc/luc)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Permintaan Terakhir Paus Fransiskus: Dimakamkan di Luar Vatikan
Next Article Anggaran IKN Gak Ada & Diblokir, Jokowi Bilang Begini