Jakarta -
Pria ini merasa frustrasi usai membeli lontong ikan bilis di restoran. Pasalnya, tambahan topping ikan billis ditagih Rp 70 ribu padahal seharusnya tidak semahal itu.
Dalam momen-momen tertentu, pelanggan mungkin pernah ditagih harga makanan yang salah oleh penjual. Hal itu bisa saja terjadi karena penjual mungkin tidak teliti atau sengaja menagih biaya lebih mahal dari yang seharusnya.
Jika pelanggan kurang teliti, kesalahan seperti ini bisa merugikan. Terlebih ketika penjual juga tidak menyatakan kesalahan mereka dalam menghitung harga makanan. Untungnya, pria ini teliti ketika terjadi kesalahan pada harga makannya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Insiden tersebut ia ungkap melalui unggahan di laman Facebook. Mohammad Fauzi Mokhtar awalnya pesan menu nasi dengan sambal goreng pengantin, sambal kentang, ikan bilis dan telur dadar di restoran Hajah Maimunah Mini di Tampines, Singapura, lapor independent.sg (19/11/2024).
Pesanan nasi komplet dengan lauk pauk itu pun dibanderol dengan harga 7.50 SGD atau sekitar Rp 88.548.
Selain hidangan nasi, Fauzi juga memesan lontong topping tempe ikan bilis. Namun, mengejutkannya pesanan lontong ini justru dibanderol dengan harga lebih mahal, yaitu 11 SGD (Rp 129.865).
"Saya seperti wow, seriuskah lontong harganya jauh lebih mahal dari satu set nasi?" jelasnya dalam unggahan tersebut.
Dengan harga makanan itu, pria ini menerima total tagihan makan keseluruhan sejumlah 19 SGD (Rp224.312) sudah termasuk wadah untuk dibawa pulang (take away).
Berikut bukti tagihan struk total pesanan pria itu. Foto: Complaint Singapore/Facebook
Harga lontong ikan bilis yang lebih mahal dari nasi ini masih membuatnya penasaran dan terkejut. Fauzi lalu mencari nomor handphone restoran tersebut untuk bertanya sekaligus mengkonfirmasi pesanannya.
Setelah menemukan nomor restoran, ia langsung menelpon dan menjelaskan bahwa ikan bilis yang ia pesan hanya sebagai topping tambahan, bukan menu sajian ala carte.
Pegawai restoran Hajah Maimunah Mini meminta agar Fauzi mengirim bukti foto pesanan yang ia terima sekaligus struk tagihannya.
Melalui WhatsApp, pria ini mengirimkan semua bukti. Lalu, pegawai menjelaskan bahwa mereka perlu mengecek kembali kepada manajer outlet terkait masalah ini.
Setelah beberapa lama, Fauzi mendapat kabar dari restoran. Pegawai menyadari kesalahan tersebut dan menjelaskan bahwa pria itu seharusnya hanya membayar 5 SGD untuk seporsi lontong (Rp 59 ribu) plus 1.50 SGD (Rp 17.708) untuk ikan bilis. Jadi totalnya sekitar SGD 6.5 (76 ribu), bukan 11 SGD (Rp 129.865).
Menyadari kesalahan dilakukan oleh pihak restoran, mereka langsung menawarkan pengembalian selisihnya sebanyak 4.50 SGD (Rp Rp 53 ribu) kepada Fauzi. Namun, mereka baru bisa mengirimkannya pada hari Kamis karena sedang terjadi masalah finansial di gerai tersebut.
Masalah ini memang sudah selesai, Fauzi juga sudah ditawarkan pengembalian dana. Namun, dirinya masih heran dengan restoran tersebut.
Akhirnya pria itu mengkonfirmasi kembali harga ke restoran melalui chat WhatsApp. Foto: Complaint Singapore/Facebook
"Saya merenungkan jika tidak ada yang mengecek dan memberi feedback, suatu hari, satu pegawai outlet bisa saja melakukan banyak kesalahan dan seberapa banyak outlet yang melakukan hal tersebut selama beroperasi sehari-hari," jelasnya.
Unggahan ini memicu komentar beragam dari netizen. Sebagian orang setuju bahwa pihak restoran seharusnya mengembalikan uang tepat waktu. Di sisi lain banyak netizen mengungkap fakta bahwa dengan mereka mengakui kesalahan dan berjanji akan mengembalikan uang, sikap pegawai sudah cukup.
Adapun netizen yang memahami mengapa restoran itu butuh waktu dalam mengembalikan uang Fauzi.
"Mereka punya sistem untuk hal ini, selama mereka akhirnya mengembalikan uangmu, itu sudah cukup," ujar netizen tersebut.
Belum diketahui secara pasti apakah sampai saat ini Fauzi sudah menerima pengembalian dana sebesar Rp 53 ribu atau belum.
(aqr/adr)