Punya Cadangan Terbesar ke-7 Dunia, Mengapa Air Bersih di RI Langka?

2 hours ago 1

Jakarta, CNBC Indonesia - Di kala dunia khawatir akan krisis air bersih ternyata Indonesia bisa sedikit bernafas lega. Pasalnya Indonesia tercatat sebagai salah satu negara dengan cadangan air tawar terbesar di dunia.

Berdasarkan data World Bank, total sumber air tawar Indonesia mencapai 2.018,7 miliar meter kubik, menempatkan Tanah Air di peringkat ke-7 dunia pada 2021.

Meskipun jumlah tersebut terbilang besar, ketersediaan air bersih per kapita di Indonesia hanya 7.294 meter kubik per orang per tahun jauh di bawah Kanada (74.529 m³) dan Brasil (27.015 m³), dua negara dengan cadangan air paling melimpah di dunia. Posisi ini menunjukkan bahwa tantangan utama Indonesia bukan pada kuantitas sumber daya, melainkan pada pemerataan dan pengelolaannya.

Negara-negara lain yang menduduki posisi teratas adalah Brasil (5.661 miliar m³), Rusia (4.312 miliar m³), dan Kanada (2.850 miliar m³). Sementara itu, Amerika Serikat dan Tiongkok berada di kisaran 2.800 miliar m³.

Namun, ketika dilihat dari sisi air per kapita, negara-negara berpenduduk padat seperti India dan Tiongkok mencatat angka jauh lebih rendah-masing-masing hanya 1.022 m³ dan 1.991 m³ per orang.

Menariknya, meskipun Indonesia masih tergolong "kaya air", tekanan terhadap sumber air tawar nasional terus meningkat akibat pertumbuhan penduduk, urbanisasi, dan perubahan iklim.

Selain itu, World Bank menekankan bahwa sebagian besar data global mengenai cadangan air tawar belum diperbarui sejak 1960-an. Hal ini menandakan bahwa angka-angka tersebut tidak mencerminkan kondisi riil terkini dan tidak dapat diartikan bahwa pasokan air masih seimbang dengan tingkat konsumsi saat ini.

Dalam konteks nasional, hal ini menjadi peringatan bagi Indonesia untuk memperkuat kebijakan konservasi air dan memperluas infrastruktur penyimpanan air seperti waduk dan bendungan. Sebab, sekalipun jumlah air yang tersedia masih tinggi secara total, ketimpangan akses antara wilayah barat dan timur Indonesia berpotensi memperparah risiko krisis air bersih di masa depan.

CNBC Indonesia Research

(emb/emb)

Read Entire Article
| | | |