Jakarta, CNBC Indonesia - Perdana Menteri (PM) Qatar memperingatkan bahwa negaranya berhak menanggapi serangan mematikan Israel terhadap Hamas di Doha pada hari Selasa. Ia bahkan menyebutnya sebagai "momen penting" bagi kawasan.
"Qatar... berhak menanggapi serangan terang-terangan ini," ujar PM Sheikh Mohammed bin Abdulrahman Al-Thani dalam konferensi pers, dikutip dari AFP, Rabu (10/9/2025).
"Kami yakin bahwa hari ini kita telah mencapai momen penting. Harus ada respons dari seluruh kawasan terhadap tindakan biadab semacam itu," tambahnya.
Sebelumnya serangan udara mematikan Israel menargetkan para pemimpin senior Hamas di Qatar, sekutu Amerika Serikat (AS), tempat berlangsungnya putaran perundingan damai Gaza. Hal ini memicu kecaman langka dari Presiden AS Donald Trump.
Kelompok militan Palestina tersebut mengatakan enam orang tewas dalam serangan tersebut, termasuk seorang putra negosiator utamanya, meski para pemimpin seniornya selamat. Qatar mengatakan salah satu petugas keamanannya juga tewas.
Gedung Putih mengatakan Trump tidak setuju dengan keputusan Israel untuk mengambil tindakan militer di wilayah sekutu AS tersebut dan telah memperingatkan Qatar sebelum serangan yang akan datang. Namun Qatar, yang menampung pangkalan militer AS yang besar, mengatakan pihaknya belum menerima peringatan dari Washington hingga serangan itu berlangsung.
PM Israel Benjamin Netanyahu mengatakan ia memerintahkan serangan tersebut sebagai tanggapan atas penembakan hari Senin di Yerusalem yang menewaskan enam orang. Serangan itu kemudian diklaim oleh Hamas.
"Kemarin, setelah serangan mematikan di Yerusalem dan Gaza, Perdana Menteri Netanyahu menginstruksikan semua badan keamanan untuk bersiap menghadapi kemungkinan menargetkan para pemimpin Hamas," demikian pernyataan bersama Netanyahu dan Menteri Pertahanan Israel Katz.
Pelanggaran Mencolok
Reaksi Washington terhadap serangan terhadap sekutunya tersebut merupakan teguran pribadi yang jarang terjadi bagi Israel dari Trump. Ini juga ditegaskan Sekretaris Pers Gedung Putih Karoline Leavitt kepada para wartawan membacakan pernyataan Trump.
"Serangan di ibu kota Qatar tidak memajukan tujuan Israel atau Amerika," ujar Leavitt.
"Presiden memandang Qatar sebagai sekutu dan sahabat Amerika Serikat yang kuat, dan merasa sangat prihatin dengan lokasi serangan ini," tambahnya.
Gedung Putih mengatakan Trump meminta utusannya untuk memberi tahu Qatar tentang rencana serangan Israel, seraya menambahkan bahwa presiden AS telah berbicara dengan para pemimpin kedua negara setelah serangan tersebut.
"Presiden Trump segera memerintahkan Utusan Khusus Steve Witkoff untuk memberi tahu Qatar tentang serangan yang akan datang, dan ia pun melakukannya," kata Leavitt.
Namun, Qatar mengatakan serangan sudah berlangsung ketika pejabat AS tersebut menelepon.
"Panggilan yang diterima dari seorang pejabat Amerika datang ketika ledakan terdengar dari serangan Israel," tulis juru bicara Kementerian Luar Negeri Majed al-Ansari di X.
Ini adalah pertama kalinya Israel melakukan serangan udara di negara Teluk yang didukung Barat tersebut. Sejak serangan Hamas pada Oktober 2023, Israel juga telah melancarkan serangan di Iran, Suriah, Lebanon, dan Yaman, serta wilayah Palestina.
(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Israel Luncurkan Serangan Total, Gaza Kembali Jadi 'Neraka'