Jakarta, CNBC Indonesia - Gelombang tarif impor Amerika Serikat (AS) berlaku pada hari ini, Rabu (9/4/2025). Presiden AS Donald Trump mengaku banyak negara yang saat ini memohon padanya agar tarif tersebut dihapuskan atau dikurangi.
Sehari sebelum tarif ini diberlakukan, Trump mengatakan di Gedung Putih bahwa pintu untuk negosiasi perdagangan baru terbuka lebar. Walau begitu, formula pasti untuk mendapatkan keringanan dari bea masuk masih belum jelas.
"Negara-negara ini memanggil kita. Mencium pantat saya (kissing my a**). Mereka sangat ingin membuat kesepakatan. Mereka berkata 'tolong, tolong tuan, buatlah kesepakatan. Saya akan melakukan apa saja tuan'," kata Trump kepada sekelompok anggota Partai Republik pada Selasa malam, beberapa jam sebelum tarif mulai berlaku.
Hal ini juga dikonfirmasi secara resmi oleh Gedung Putih. Mereka menyebut Trump siap untuk membuka penawaran.
"Telepon terus berdering, ingin berbicara dengan pemerintahan ini, presiden ini dan tim perdagangannya untuk mencoba mencapai kesepakatan," kata sekretaris pers Karoline Leavitt tengah hari.
Saat negara-negara berebut untuk menanggapi pengumuman tarif Trump yang luas minggu lalu, banyak yang menerima saran dari diplomat AS dan sumber yang dekat dengan Gedung Putih bahwa mereka perlu memiliki 'kartu unik' untuk dimainkan. Jika negara-negara tersebut telah memiikinya, mereka menyarankan agar kartu tersebut dimainkan di meja negosiasi.
"Ide-ide yang dibahas mencakup berbagai macam, dan termasuk tindakan yang mungkin dilakukan untuk mengamankan kebebasan warga Amerika yang ditahan secara salah di luar negeri, berkomitmen untuk bekerja sama dengan perusahaan kecerdasan buatan AS, membeli lebih banyak energi AS atau memerangi perdagangan narkoba global," menurut lima orang yang mengetahui sesi curah pendapat tersebut.
Bukan hanya pemimpin asing yang menelepon. Menjelang batas waktu tarif minggu ini, para kepala eksekutif dari beberapa perusahaan multinasional terbesar melewati jalur belakang yang kuat ke Gedung Putih untuk menekan penghapusan tarif. Mereka telah mencoba menghubungi Kepala Staf Kepresidenan Susie Wiles, Wakil Presiden JD Vance dan Menteri Keuangan Scott Bessent.
Wiles dirasa sangat efektif dalam meyakinkan Trump bahwa kekalahan pasar menghabiskan banyak modal politik yang akan dibutuhkannya untuk agenda-agenda mendatang. Apalagi, para anggota parlemen menanggapi seruan konstituen yang semakin marah saat pasar terus merosot.
"Ada suara-suara di Gedung Putih yang menginginkan tarif tinggi selamanya. Ada malaikat dan iblis yang duduk di pundak Presiden Trump," Senator Texas Ted Cruz memposting di X. "Siapa yang dia dengarkan? Saya harap dia mendengarkan para malaikat."
Juru bicara Gedung Putih Kush Desai mengatakan bahwa pemerintahan menjaga kontak rutin dengan para pemimpin bisnis, kelompok industri, dan warga Amerika biasa. Ia menambahkan bahwa satu-satunya kepentingan khusus yang memandu pengambilan keputusan Presiden Trump, bagaimanapun, adalah kepentingan terbaik rakyat Amerika.
"Seluruh pemerintahan Trump bermain dari buku pedoman yang sama - buku pedoman Presiden Trump - untuk menyamakan kedudukan bagi industri dan pekerja kita, dan Menteri Lutnick terus menjadi salah satu komunikator TV pemerintahan yang paling efektif untuk buku pedoman itu," tuturnya.
(tps)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Pengusaha Minta RI Hati-Hati Negosiasi Tarif Dengan Trump
Next Article Video: Bahaya Perang Dagang Trump Intai Ekonomi RI