RI Diam-Diam Punya Harta Karun Tahan Banting, Laku Keras di India

7 hours ago 3

Jakarta, CNBC Indonesia - Indonesia memiliki banyak harta karun sumber daya alam, termasuk kokas yang merupakan komponen utama dalam proses produksi baja, khususnya pada teknologi blast furnace, yang digunakan secara luas di berbagai belahan dunia.

Berdasarkan data BPS, total volume ekspor mencapai 2,56 juta metrik ton (MT) atau meningkat 62% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Nilai ekspor tercatat sebesar US$563 juta. Sebagai perbandingan, pada tahun 2024, total ekspor kokas Indonesia mencapai 5,56 juta ton, dengan India sebagai pasar utama yang menyerap sekitar 2,6 juta ton atau 47% dari total ekspor nasional.

Berdasarkan data tersebut, Indonesia menempati posisi ketiga sebagai eksportir kokas terbesar di dunia, hanya sedikit di bawah Polandia (5,88 juta ton) dan China (8,33 juta ton) yang mendominasi pasar global.

"Pertumbuhan ekspor ini menunjukkan ketahanan industri kokas nasional dalam menghadapi tantangan pasar internasional, termasuk hambatan kebijakan perdagangan dan tekanan harga," ujar Ketua Asosiasi Pelaku Usaha Kokas Nusantara (APUKN) Elias Ginting kepada CNBC Indonesia, Kamis (17/7/2025).

APUKN mencatat, Brasil kini menjadi pasar ekspor terbesar kedua setelah India, dengan permintaan mencapai 367 ribu ton atau 14% dari total ekspor, menandakan potensi pasar yang besar di luar pasar tradisional.

Namun demikian, di tahun 2025, porsi ekspor ke India mengalami penurunan signifikan menjadi hanya 21% akibat diberlakukannya kebijakan safeguard oleh Pemerintah India pada semester I ini dan telah diperpanjang sampai akhir tahun 2025. Meski demikian, industri kokas Indonesia memperluas pasar ke negara-negara lain seperti Brasil, Belgia, Vietnam, Italia, dan Turki.

Secara global, harga kokas mengalami penurunan seiring dengan menurunnya harga bahan baku utama yaitu coking coal. Namun, penurunan harga kokas tercatat lebih tajam dibandingkan coking coal, yang menyebabkan tekanan terhadap cost produksi Kokas.

"Margin ekspor semakin menipis karena harga jual kokas tidak sebanding dengan biaya produksi dan bahan baku," jelas Elias.


(dce)
[Gambas:Video CNBC]

Next Article Video: Pengusaha Berharap Pemerintah Tarik Aturan HBA Ekspor Batu Bara

Read Entire Article
| | | |