Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) resmi memasukkan proyek pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) berkapasitas 500 Megawatt (MW) ke dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PT PLN (Persero) 2025-2034.
Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Eniya Listiani Dewi mengatakan bahwa proyek PLTN pertama RI tersebut nantinya akan dibangun di dua lokasi, yakni Sumatera dan Kalimantan, masing-masing dengan kapasitas 250 megawatt (MW).
"Ini energi baru yang juga masuk ke dalam konsep RUKN dan RUPTL adalah nuklir. Nuklir ini sudah terstate di dalam RUPTL ada 2 lokasi sebesar 500 MW di 2 lokasi sistem gridnya kita sudah tentukan yaitu di sistem grid Kalimantan dan sistem grid Sumatera. Dua-duanya masing-masing 250 MW," kata Eniya dalam acara Human Capital Summit (HCS) 2025, Rabu (4/6/2025).
Menurut Eniya, di dalam Rencana Umum Ketenagalistrikan Nasional (RUKN), pemerintah menargetkan kapasitas nuklir dapat mencapai 35 GW hingga 2060. Adapun apabila menggunakan model land-based diproyeksikan akan mencapai lebih dari 30 unit reaktor.
Foto: AFP/JOHANNES EISELE
People visit a park before towers of a power plant in Shanghai on July 17, 2015. AFP PHOTO / JOHANNES EISELE (Photo by Johannes EISELE / AFP)
"Jadi kalau kita bilang renewable energy, ini nuklir adalah salah satu solusi untuk baseload. Nah tetapi dari sini keputusan Pak Menteri sudah jelas nanti di tahun 2032 harus on grid sehingga sekarang kita sedang rush," ujar Eniya.
Lebih lanjut, Eniya mengatakan bahwa saat ini pihaknya tengah berkomunikasi dengan Setneg, Kemenpan RB, dan lainnya untuk rencana pembentukan Badan Tenaga Nuklir RI (NEPIO). Oleh sebab itu, dibutuhkan sumber daya manusia (SDM) dalam pengembangan teknologi nuklir, terutama terkait pengoperasian dan keselamatan.
"Dan di sini tentu saja kita butuh SDM yang tahu tentang nuklir, tahu bagaimana mengoperasikannya, tahu masalah safety dan bagaimana kalau nanti terjadi sesuatu itu harus kita prediksi. Nah namun sekarang ini semua dunia yang menerapkan PLT nuklir itu semua mengacu kepada standar di IAEA," ujarnya.
(ven/wur)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Bahlil Sindir Negara Eropa Beli Batu Bara ke Indonesia
Next Article Dipercepat! RI Bakal Punya 'Nuklir' di Tahun 2029