Jakarta, CNBC Indonesia - Lima orang wisatawan tewas dan beberapa lainnya luka-luka setelah sekelompok orang bersenjata melepaskan tembakan di kawasan wisata Pahalgam, Kashmir, yang dikuasai India, pada Selasa (22/4/2025).
Belum ada pihak yang mengeklaim bertanggung jawab atas insiden tragis ini, namun berbagai tokoh politik dan pengamat menyebut serangan ini sebagai aksi teror pengecut yang menyasar warga sipil tak berdosa.
"Saya mengutuk keras serangan pengecut terhadap para wisatawan di Pahalgam, yang secara tragis menewaskan lima orang dan melukai sejumlah lainnya," kata Mehbooba Mufti, mantan Ketua Menteri Jammu dan Kashmir sekaligus pemimpin Partai Rakyat Demokratik Jammu dan Kashmir (PDP), dalam pernyataan resminya, dilansir AFP.
Pahalgam dikenal sebagai salah satu destinasi wisata utama di Kashmir dengan pemandangan pegunungan Himalaya yang memukau dan udara yang sejuk.
Serangan di daerah ini terjadi ketika pemerintah India terus berupaya mempromosikan kawasan tersebut sebagai wilayah yang aman dan damai, khususnya pasca pengetatan keamanan dan perubahan politik besar sejak 2019.
Juru bicara Partai Bharatiya Janata (BJP) yang berkuasa di bawah kepemimpinan Perdana Menteri Narendra Modi, Ravinder Raina, menyampaikan kemarahan dan kesedihan atas insiden ini.
"Para teroris pengecut ini telah menargetkan wisatawan tak bersenjata dan tidak berdosa yang datang untuk menikmati keindahan Kashmir," ujar Raina kepada stasiun televisi India.
"Beberapa wisatawan telah dilarikan ke rumah sakit setempat dalam kondisi terluka."
Belum diketahui pasti jumlah korban luka-luka, tetapi laporan media lokal menyebutkan beberapa dari mereka mengalami luka tembak serius dan masih dalam perawatan intensif.
Kawasan Kashmir telah menjadi medan konflik bersenjata sejak 1989, dengan kelompok pemberontak bersenjata yang berjuang untuk kemerdekaan wilayah tersebut atau penyatuannya dengan Pakistan.
Pemberontakan ini berlangsung di wilayah yang mayoritas penduduknya beragama Islam dan telah memicu puluhan ribu korban jiwa selama lebih dari tiga dekade.
Meskipun tidak ada kelompok yang mengeklaim bertanggung jawab atas serangan Selasa, serangan terhadap warga sipil - terutama wisatawan - merupakan pola yang digunakan oleh kelompok-kelompok pemberontak untuk mengguncang klaim pemerintah bahwa Kashmir telah kembali aman dan stabil.
Sejak pemerintah India mencabut status otonomi terbatas Jammu dan Kashmir pada Agustus 2019, dan memberlakukan kendali langsung dari New Delhi, situasi keamanan memang mengalami perubahan. Pemerintah mengeklaim kekerasan telah menurun secara signifikan. Namun, peristiwa seperti ini menunjukkan bahwa ancaman masih nyata.
India diketahui memiliki sekitar 500.000 tentara yang ditempatkan secara permanen di wilayah tersebut, menjadikannya salah satu kawasan dengan konsentrasi militer tertinggi di dunia.
(luc/luc)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Hindari Tarif Trump, Apple Kebut Pengiriman IPhone Dari India
Next Article Video: Detik-Detik Mobil Jatuh dari Jembatan di India