Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah mengalami pelemahan terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada penutupan perdagangan hari ini, Selasa (21/10/2025).
Melansir data Refinitiv, rupiah Garuda harus mengalami tekanan dengan penurunan sebesar 0,09% ke posisi Rp16.585/US$. Padahal, di awal perdagangan, rupiah sempat dibuka menguat tipis 0,06% ke level Rp16.570/US$. Namun, seiring berjalannya perdagangan, tekanan jual kembali muncul sehingga rupiah berbalik arah dan ditutup di zona pelemahan.
Sementara itu, indeks dolar AS (DXY) per pukul 15.00 WIB tengah mengalami penguatan 0,14 ke level 98,731. Sekaligus melanjutkan kenaikan yang telah terjadi dalam dua hari beruntun.
Pelemahan nilai tukar rupiah terjadi seiring dengan Bank Indonesia (BI) yang pada hari ini, Selasa (21/10/2025) sedang melaksanakan Rapat Dewan Gubernur (RDG) dan akan mengumumkan keputusan terkait suku bunga BI pada Rabu (22/10/2025).
Pada RDG terkahir, BI kembali memangkas suku bunga acuannya sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 4,75%. BI disepanjang 2025 telah memangkas suku bunga acuan (BI Rate) sebesar total 125 bps. Langkah tersebut sejalan dengan upaya bank sentral untuk mendukung pemulihan ekonomi di tengah pelemahan aktivitas global dan tekanan terhadap sektor konsumsi domestik.
Selain faktor domestik, tekanan terhadap rupiah turut diperkuat oleh penguatan dolar AS di pasar global. DXY tercatat menguat ke level tertingginya dalam hampir sepekan terakhir setelah meredanya kekhawatiran pasar terhadap ketegangan AS-China dan meningkatnya optimisme akan segera berakhirnya penutupan sebagian pemerintah AS.
Pernyataan Presiden Donald Trump yang menyebut dirinya optimistis dapat mencapai "kesepakatan dagang yang adil" dengan Presiden China Xi Jinping di Korea Selatan pekan depan turut memperkuat sentimen positif bagi dolar.
Sementara itu, kabar bahwa kondisi kredit di AS mulai membaik serta hasil keuangan positif dari sejumlah bank regional, seperti Zions Bancorp, ikut menambah kepercayaan investor terhadap perekonomian AS. Kombinasi faktor eksternal tersebut menjadi penahan tambahan bagi rupiah untuk kembali menguat.
(evw/evw)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pasar Nantikan Hasil Rapat BI, Dolar AS Naik ke Rp16.255