Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) kembali menguat pada penutupan perdagangan hari ini usai dolar AS yang stabil setelah AS dan China mencapai kesepakatan kerangka kerja untuk melonggarkan pembatasan ekspor.
Merujuk Refinitiv, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada penutupan perdagangan hari ini Rabu (11/6/2025) ditutup menguat 0,09% di posisi Rp16.250/US$1. Penguatan ini selaras dengan perdagangan sebelumnya yang ditutup terapresiasi 0,03% di level Rp16.265/US$1 pada Selasa (10/6/2025).
Adapun indeks dolar AS (DXY) menguat/melemah 0,04% ke angka 99,146 pada hari ini Rabu (11/6/2025) pukul 14:55 WIB.
Nilai tukar dolar AS tetap stabil terhadap mata uang utama termasuk rupiah, setelah AS dan China menyepakati kerangka kerja yang berpotensi mengakhiri perang dagang antara dua ekonomi terbesar dunia. Kesepakatan tersebut, hasil pembicaraan selama dua hari di London, mengembalikan gencatan senjata perdagangan yang sebelumnya dicapai di Jenewa ke jalur yang benar.
Kerangka kerja ini mencakup penghapusan pembatasan ekspor mineral tanah jarang dan magnet oleh China, serta pencabutan beberapa pembatasan ekspor baru dari AS. Namun, para analis menilai bahwa detail kesepakatan dan pemulihan kepercayaan antara kedua presiden masih menjadi kunci utama, sehingga belum bisa dipastikan bahwa perjanjian ini akan kuat dan bertahan lama.
Tahun ini, dolar AS mengalami penurunan tajam lebih dari 8% akibat kekhawatiran investor terhadap kebijakan Presiden Trump yang dianggap tidak stabil dan berpotensi menjerumuskan ekonomi AS ke resesi, yang juga membayangi pertumbuhan ekonomi global. Hal ini menyebabkan erosi kepercayaan terhadap aset-aset AS secara luas.
Ke depan, fokus investor tertuju pada laporan inflasi konsumen AS yang akan dirilis, yang dinilai penting untuk menentukan arah kebijakan moneter Federal Reserve. Meski Fed diperkirakan akan mempertahankan suku bunga minggu depan, pasar memprediksi kemungkinan dua kali pemotongan suku bunga pada akhir tahun guna meredam tekanan ekonomi.
Secara keseluruhan, meskipun ada faktor-faktor positif yang mendukung penguatan rupiah, sentimen pasar yang fluktuatif dan ketidakpastian ekonomi global masih menjadi tantangan bagi stabilitas nilai tukar rupiah ke depannya.
CNBC INDONESIA RESEARCH
(rev/rev)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Rupiah Menguat, Dolar AS Jatuh ke Level Rp 16.200-an
Next Article Rupiah Masih Labil, Dolar Dibuka Turun Tipis ke Rp16.490