Jakarta, CNBC Indonesia - PT Merdeka Gold Resources Tbk (EMAS), anak usaha PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) bersiap melantai di bursa pada bulan ini.
Perusahaan ini menggarap Proyek Emas Pani di Gorontalo. Hingga 2024, proyek tersebut diperkirakan memiliki sumber daya mineral sebesar 292,4 juta ton bijih mengandung 7 juta troy ounce emas (kadar 0,75 gr/ton) dan cadangan 77,5 juta ton bijih mengandung 1,9 juta troy ounce emas (kadar 0,78 gr/ton).
Tambang diproyeksikan beroperasi hingga 2041, dengan puncak produksi di 2033 mencapai 500 ribu troy ounce per tahun. EMAS akan menjadi emiten ketiga Grup Merdeka setelah MDKA dan Merdeka Battery Materials (MBMA).
Rencana IPO EMAS
Dalam IPO ini, EMAS melepas 1,61 miliar saham baru atau 10% dari modal ditempatkan dan disetor penuh, dengan harga penawaran Rp1.800-Rp3.030 per saham.
Pada kisaran atas, dana segar yang bisa diraih mencapai Rp4,88 triliun. Sebanyak Rp4,28 triliun akan digunakan untuk melunasi utang kepada MDKA, sementara Rp328 miliar disetor ke PT Pani Bersama Tambang dan Rp328 miliar lagi dipinjamkan ke PT Puncak Emas Tani Sejahtera untuk modal kerja. Berikut rinciannya :
Adapun berikut jadwal IPO EMAS :
- Masa penawaran awal : 8-10 September 2025
- Penawaran umum : 17-19 September 2025
- Pencatat perdana di BEI : 23 September 2025
Sepak Terjang Underwriter
Dalam mengawal jalan-nya IPO, EMAS menggandeng tiga penjamin pelaksana emisi efek, mereka adalah PT Indo Premier Sekuritas, PT Trimegah Sekuritas Tbk (TRIM), dan PT Sinarmas Sekuritas.
Kinerja saham IPO terakhir yang ditangani ketiganya mayoritas ditutup positif di hari pertama, bahkan sebagian sempat menyentuh Auto Reject Atas (ARA). Bisa dilihat pada tabel berikut :
Konglomerat di Balik EMAS
Ada beberapa konglomerat yang tercatat menjadi pemilik dari saham EMAS. MDKA diketahui menguasai 62,73% saham EMAS, yang dikendalikan oleh keluarga Soerjadjaja lewat Saratoga Investama Sedaya (SRTG).
Selain itu, Winato Kartono (Provident Group) menggenggam 9,29%, sedangkan Garibaldi "Boy" Thohir memegang 6,21%.
Sebagai catatan juga, sebelumnya, EMAS bernama PT Pani Bersama Jaya dan resmi berganti nama menjadi PT Merdeka Gold Resources pada 17 Juni 2025.
Catat! Bisnis emas belum komersial
Menurut prospek IPO, Puncak Emas Tani Sejahtera sudah dioperasikan tambangnya, tetapi belum sampai tahap komersial, alhasil belum ada yang dijual hasil tambangnya. Ini karena EMAS edang menyelesaikan pembangunan infrastruktur tambang.
Pada 2025, pendapatan hanya berasal dari sewa alat berat, sementara hingga 31 Maret 2025 masih membukukan rugi US$9,21 juta.
Progress terbaru sampai 30 Juni 2025 baru sampai 50% dan ditargetkan rampung pada Oktober 2025. Sementara, untuk operasi komersial baru ditargetkan awal 2026, dengan kebutuhan investasi US$246 juta untuk tambang terbuka dan fasilitas heap leach.
Dengan kondisi tersebut, EMAS masih menanggung akumulasi rugi sekitar US$43 juta sehingga kecil kemungkinan membagikan dividen dalam 1-2 tahun ke depan. Hal ini sejalan dengan rekam jejak Grup MDKA yang memang belum pernah membagikan dividen.
Valuasi Kelewat Mahal!
Berdasarkan laporan keuangan 3M25 (TTM) dengan asumsi kurs Rp16.418/US$, valuasi EMAS dalam IPO diperkirakan punya potensi market cap Rp29,1 triliun hingga Rp48,9 triliun.
Dari sisi rasio, valuasinya terlihat mahal karena Price to Sales (P/S) sangat tinggi di kisaran 1.466-2.460x, akibat EMAS memang belum mencatat pendapatan signifikan dari tambang emasnya (baru mulai operasi komersial 2026).
Sementara itu, Price to Book Value (P/BV) berada di level 4,0-5,3x, yang juga cukup premium untuk ukuran perusahaan tambang emas. Berikut perbandingan dengan emiten di sektor emas lainnya :
CNBC INDONESIA RESEARCH
Sanggahan : Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investor terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.(tsn/tsn)