Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Keuangan Sri Mulyani mengungkapkan alasan Amerika Serikat mengenakan tarif resiprokal kepada negara-negara yang mendapatkan surplus dari impor ke AS. Menurutnya, Amerika Serikat menanggung dampak dari sistem global yang mereka ciptakan sendiri.
"Amerika menganggap bahwa globalisasi, sistem global yang sebetulnya didesain dan diciptakan oleh Amerika sebagai author-nya, karena pemenang Perang Dunia Kedua. Pembentukan WTO, pembentukan Bretton Woods Institution, IMF, World Bank, itu semuanya adalah signature authority-nya yang utama adalah Amerika Serikat," ujar Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN Kita, Rabu (30/4/2025).
Sistem atau organisasi-organisasi yang dibentuk puluhan tahun tersebut kini dianggap oleh AS sebagai rezim global yang membuat negara tersebut merugi.
Karena dianggap dimanfaatkan oleh seluruh negara di dunia untuk menuju ke market-nya Amerika Serikat negara-negara yang kemudian melakukan praktik investasi perdaganganyang dianggap tidak adil.
"Jadi Amerika menciptakan sendiri suatu rezim global yang sekarang dianggap rezim global itu menjadi suatu rezim atau sistem yang tidak menguntungkan Amerika sendiri," ujarnya.
Sri Mulyani pun mengatakan bahwa Menteri Keuangan AS, Scott Bessent, pun mengatakan dalam pertemuan bilateral bahwa Amerika merasa terzalimi oleh sistem global. Padahal, biasanya negara berkembang lah yang kerap merasa tidak adil oleh sistem-sistem yang dibentuk secara global.
"Tiba-tiba di forum ini Menteri Keuangan Amerika yang mengatakan we are treated unfairly. Amerika sih seneng mendengar saya ngomong begitu karena ternyata yang terzalimi tidak hanya negara berkembang, tapi negara paling kuat dan paling besar ekonominya di dunia merasa bahwa the global system is unfair," tegasnya.
(hsy/hsy)
Saksikan video di bawah ini:
Kebijakan 'Gila' Jadi Bumerang, Trump Mulai Tertolak di Dalam Negeri
Next Article Video: Tarif Baru Ala Trump, Perang Dagang Jilid II di Depan Mata