Tanpa Temuan Baru, Cadangan Timah TINS Hanya Cukup 10 Tahun Lagi

2 hours ago 1

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Timah Tbk (TINS) menyampaikan bahwa cadangan timah perusahaan diproyeksikan hanya akan bertahan selama 10 tahun ke depan. Hal tersebut dengan mempertimbangkan cadangan timah yang ada sebanyak 309 ribu ton.

Sekretaris Perusahaan PT Timah Tbk Rendi Kurniawan mengatakan bahwa cadangan timah saat ini berada di level 309 ribu ton. Adapun, tanpa temuan baru dan dengan asumsi produksi 30 ribu ton per tahun, maka sisa umur cadangan timah hanya cukup sampai 10 tahun ke depan.

"Baik, pertama terkait cadangan. Tadi disampaikan bahwa cadangan timah 309 ribu, itu bisa bertahan sampai kapan. Nah dengan asumsi volume produksi di 30 ribu ton, berarti cadangan itu cukup untuk 10 tahun ke depan," ucapnya, dikutip dari Dokumen Hasil Pelaksanaan Public Expose Tahunan 2025 PT Timah, Kamis (27/11/2025).

Meski demikian, Rendi mengungkapkan bahwa pihaknya terus melakukan kegiatan eksplorasi secara rutin setiap tahun guna menemukan cadangan baru. Apalagi, terdapat kebijakan bahwa setiap cadangan yang diproduksikan harus diganti.

"Sehingga Insya Allah dengan kegiatan eksplorasi yang terus menerus dari sisi cadangan cukup aman bagi sustainability perusahaan. Yang kedua dari sisi harga saham, Alhamdulillah harga saham meningkat menjadi Rp 3.000 yang awalnya Rp 1.000 ya. Saya yakin cukup banyak pihak yang mendapatkan keuntungan dalam hal ini," kata dia.

Di sisi lain, TINS menargetkan produksi timah dapat mencapai lebih dari 25 ribu ton selepas tahun 2025. Hal tersebut seiring upaya perusahaan dalam memperkuat kapasitas produksi dan menambah perizinan tambang baru.

Menurut Rendi dalam Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) 2025, target produksi timah perusahaan berada di angka 21.500 ton. Namun, pada pertengahan tahun ini, pemerintah meminta perusahaan meningkatkan menjadi 30 ribu ton.

Sementara, hingga bulan ke-9 2025, produksi perusahaan sudah di angka 12 ribu ton, dan memasuki bulan ke-10 produksi TINS stabil di level 3 ribu ton per bulan. Dengan demikian, capaian produksi sudah mencapai 15 ribu ton.

"Jadi, untuk realistisnya mungkin produksi kita setelah prognosa sekitar 21-22 ribu ton, hingga akhir tahun 22 ribu ton. Mudah-mudahan ini kita juga berharap bisa hingga 25 ribu ton," ungkapnya.

(ven/wia)
[Gambas:Video CNBC]

Read Entire Article
| | | |