Jakarta, CNBC Indonesia - Indonesia dikatakan masih melakukan impor produk alumina untuk bisa memproduksi aluminium di dalam negeri. Padahal Indonesia memiliki 'segudang' bauksit sebagai bahan baku pembuat aluminium.
"Kita punya bauksit yang banyak. Tapi belum banyak yang diteruskan ke alumina. Dari alumina kita bikin ke aluminium. Aluminanya kita selama ini impor," jelas Sekretaris Satuan Tugas Hilirisasi dan Ketahanan Energi Nasional Ahmad Erani Yustika kepada CNBC Indonesia dalam program Economic Update, dikutip Rabu (4/6/2025).
Kurangnya rantai industri alumina di dalam negeri membuat produksi aluminium di Indonesia lebih rendah dari total kebutuhan yang ada di Indonesia.
"Contoh lain di bauksit adalah aluminium. Kita hanya memproduksi sekitar 250 ribu sampai 270 ribu ton. Setiap tahun. Kebutuhan kita 1 juta (ton) sekitar itu. Masih kurang banyak," bebernya.
Dengan begtitu, dia mengungkapkan hilirisasi bauksit menjadi alumina direncanakan untuk didorong di Indonesia.
"Jadi kita ingin menambah alumina, kita ingin menambah aluminiumnya. Makanya kita sodorkan ini menjadi salah satu proyek tadi itu. Sehingga yang pertama pasar dalam negeri bisa kita tutup, bisa kita penuhi nilai tambahnya itu muncul," tambahnya.
Selain itu, pihaknya juga merencanakan untuk melakukan pengurangan impor khususnya sektor mineral dan batu bara untuk bisa menghemat devisa.
"Dan yang kedua kita penghematan impor. Penghemat devisa tadi itu. Itu beberapa contoh untuk kasusnya di Minerba," tandasnya.
(pgr/pgr)
Saksikan video di bawah ini: