Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump semakin menggila memberikan pungutan yang memberatkan bagi barang impor yang masuk Paman Sam. Ia bahkan mengumumkan tarif baru untuk semikonduktor yang akan berlaku minggu depan.
Hal ini berarti janji Trump untuk mengesampingkan telepon pintar (smartphone) dan komputer dalam tarif balik (resiprokal) ke China kemungkinan berumur pendek. Ia berujar harus ada flesibilitas akan hal-hal tertentu.
"Kami ingin menyederhanakannya dari banyak perusahaan lain, karena kami ingin membuat chip dan semikonduktor serta hal-hal lain di negara kami," kata Trump kepada wartawan di Air Force One saat ia melakukan perjalanan kembali ke Washington dari tanah miliknya di West Palm Beach, dikutip Reuters, Senin (14/4/2025).
"Anda harus menunjukkan fleksibilitas tertentu. Tidak seorang pun boleh bersikap begitu kaku," katanya lagi.
Pernyataan Trump itu merupakan kelanjutan dari pengakuannya sebelumnya di hari yang sama soal pemerintahnya mulai menyelidiki semikonduktor dan seluruh rantai pasokan elektronik. Di akun media sosial miliknya, ia berujar investigasi dilakukan dalam apa yang ia sebut sebagai "Investigasi Tarif Keamanan Nasional".
"Tarif akan diberlakukan dalam waktu dekat," tegasnya dikutip AFP.
"Saya akan mengumumkannya selama minggu depan," tambahnya lagi ditanya berapa tarif untuk semikonduktor.
Sebelumnya Gedung Putih sempat mengumumkan pengecualian dari tarif timbal balik yang tinggi pada hari Jumat. Ini menciptakan harapan bahwa industri teknologi mungkin terhindar dari terjerat dalam konflik yang meningkat antara kedua negara dan bahwa produk konsumen sehari-hari seperti telepon dan laptop akan tetap terjangkau.
Namun, Menteri Perdagangan Trump, Howard Lutnick, pada hari Minggu menegaskan bahwa produk teknologi penting dari China akan menghadapi bea masuk baru yang terpisah bersama dengan semikonduktor dalam dua bulan ke depan.
Pernyataan Trump yang bolak-balik tentang tarif minggu lalu memicu perubahan paling liar di Wall Street sejak pandemi Covid-19 tahun 2020.
Lutnick mengatakan Trump akan memberlakukan "tarif khusus" pada telepon pintar, komputer, dan produk elektronik lainnya dalam satu atau dua bulan, bersamaan dengan tarif sektoral yang menargetkan semikonduktor dan farmasi. Bea masuk baru akan berada di luar apa yang disebut tarif timbal balik Trump, di mana pungutan atas impor China naik menjadi 125% minggu lalu.
"Mereka dibebaskan dari tarif timbal balik, tetapi mereka termasuk dalam tarif semikonduktor, yang mungkin akan diberlakukan dalam waktu satu atau dua bulan," kata Lutnick dalam sebuah wawancara di "This Week" di ABC, yang memperkirakan pungutan tersebut akan meningkatkan produksi produk-produk tersebut ke AS.
Beijing sendiri membalas Trump dengan menaikkan impor barang AS menjadi 125% Jumat. Ini sebagai tanggapan tarif 145% yang diberlakukan Trump pekan lalu.
"Lonceng di leher harimau hanya dapat dilepaskan oleh orang yang mengikatnya," kata Kementerian Perdagangan China.
Kebijakan Berubah-ubah, Kacau & Korupsi
Sementara itu, sejumlah pihak makin gencar mengecam kebijakan Trump. Salah sarunya pengamat Sven Henrich, pendiri dan kepala strategi pasar untuk NorthmanTrader.
"Periksa sentimen: Reli terbesar tahun ini akan terjadi pada hari Lutnick dipecat," tulis Henrich di X.
"Saya sarankan pemerintah mencari tahu siapa yang mengendalikan pesan tersebut, apa pun itu, karena pesan itu berubah setiap hari. Bisnis AS tidak dapat merencanakan atau berinvestasi dengan perubahan yang terus-menerus," tambahnya.
Senator AS Elizabeth Warren, mengkritik revisi terbaru rencana tarif Trump. Ia sejalan dengan para ekonom dan menyakini tarof hanya akan menghambat pertumbuhan ekonomi dan memicu inflasi di AS.
"Tidak ada kebijakan tarif- hanya kekacauan dan korupsi," kata Warren di acara "This Week" di ABC.
(sef/sef)
Saksikan video di bawah ini:
Video: China Sebut Tarif Trump Sebagai "Pemerasan"
Next Article Senjata Makan Tuan! Perang Dagang Jilid 2 Trump Makan Korban Warga AS