Jakarta, CNBC Indonesia - Gubernur Maluku Utara Sherly Tjoanda mengungkapkan, pertumbuhan ekonomi wilayahnya menjadi yang tertinggi di Indonesia per kuartal 1 tahun 2025 ini. Hal itu didorong masifnya industri nikel.
"Anda bisa melihat di sini bahwa Maluku Utara mencatat pertumbuhan ekonomi tertinggi di Indonesia sebesar 34,6% year-on-year pada Q1 2025. Ini tujuh kali lipat dari rata-rata nasional," ujarnya dalam acara Indonesia Critical Minerals Convex 2025, Jakarta, Selasa (3/6/2025).
Tingginya pertumbuhan ekonomi di Maluku Utara, lanjut Sherly, faktor lain yang mendukung adalah adanya ekspansi industri pengolahan yang akhirnya menuju pada program hilirisasi salah satunya nikel di dalam negeri.
"Pertumbuhan wilayah ini kini didominasi oleh aktivitas industri, terutama pergeseran struktural dalam komposisi GDP dari ekstraksi mentah menuju output bernilai tambah. Anda bisa melihat bahwa Maluku Utara memiliki pertumbuhan PDB tertinggi di Indonesia tahun ini," tambahnya.
Menurut Sherly, produksi nikel di Maluku Utara merupakan yang terbaik di dunia. Alasannya, karena memiliki kualitas bijih yang tinggi. "Memiliki saprolit dan limonit berkualitas tinggi," imbuhnya.
Sebelumnya, Wakil Menteri ESDM, Yuliot Tanjung mengatakan bahwa Maluku Utara menjadi contoh sukses dalam menjalankan program hilirisasi. Sebelumnya wilayah ini hanya mengekspor bahan mentah berupa bijih nikel, namun berkat hilirisasi, kini memproduksi nikel dan kobalt, dua bahan penting untuk baterai kendaraan listrik.
Ia pun mencatat pada periode Januari hingga September 2024, aliran investasi yang masuk dalam rangka program hilirisasi di Maluku Utara mencapai Rp 55 triliun. Dampaknya, pertumbuhan ekonomi Maluku Utara menjadi yang tertinggi di dunia, mencapai 20,49% pada 2023.
"Jadi kalau tahun 2022 itu justru lebih tinggi lagi sekitar 24% lebih, ya tentu ini merupakan suatu dampak dari program hilirisasi," kata dia dalam peresmian 14 Penyalur BBM Satu Harga untuk klaster Maluku di Ternate Maluku Utara, Rabu (30/10/2024).
Oleh sebab itu, Yuliot mengharapkan dukungan dari berbagai pihak mulai dari sisi pelaku usaha untuk dapat berpartisipasi dalam kegiatan hilirisasi. Sebab, kebijakan pemerintah yakni setiap investasi yang masuk harus melibatkan pelaku usaha yang ada di daerah.
"Jadi jangan itu hanya yang besar masuk tanpa keterlibatan pelaku usaha di daerah yang akan menjawabkan semakin timpangnya kondisi ekonomi yang ada di daerah," kata dia.
(pgr/pgr)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Bahlil Diperintah Prabowo Genjot Hilirisasi Nikel-Lifting Migas
Next Article Video: Hilirisasi Nikel, Dukung Keberlanjutan & Daya Saing Global