Jakarta -
Selain papeda, di Indonesia Timur juga ada camilan berbahan sagu. Bernama sagu lempeng, camilan ini dianggap sebagai roti dengan karakternya yang unik.
Wilayah Indonesia Timur dikenal dengan penduduknya yang handal mengolah sagu. Mengingat bahan makanan pokok mereka mengandalkan sagu, maka banyak sekali olahan sagu yang dapat dinikmati.
Selain papeda atau kapurung yang sudah terkenal ada juga sagu yang disajikan sebagai camilan bernama sagu lempeng. Sagu lempeng ini dikenalkan oleh Arie Kriting dan Mamat Alkatiri dalam siniarnya pada Kaks Production.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tamu yang diundang untuk berbincang disuguhkan sagu lempeng untuk dinikmati sambil berbincang hangat. Teksturnya yang keras dan sering membuat tamu yang diundang tak percaya sagu lempeng bisa dimakan, ternyata ada berbagai keunikan dibaliknya.
Baca juga: Mantan Pekerja Google Sukses Jadi Petani di Kampung Halaman
Berikut ini 5 fakta sagu lempeng yang dirangkum melalui berbagai sumber:
Papua dan beberapa kota di Indonesia Timur menyajikan sagu lempeng sebagai kudapan berbahan dasar sagu, makanan utama mereka. Foto: Istimewa
1. Terkenal dari Papua
Melansir laman Budaya Indonesia, sagu lempeng disebutkan berasal dari bumi Cenderawasih atau Papua. Hampir di seluruh bagian di Papua menyajikan sagu lempeng sebagai camilan khas daerah mereka.
Faktanya sagu lempeng tak hanya disajikan di Papua. Tetapi banyak daerah di bagian Indonesia Timur yang juga menyajikan sagu lempeng sebagai kudapan sehari-hari seperti Maluku, Ambon, Nusa Tenggara, dan beberapa daerah lain.
Sesuai dengan namanya, sagu lempeng menggunakan bahan utama sagu atau yang juga disebut sebagai kasbi. Sehingga camilan ini juga banyak dikenal di daerah-daerah yang mengandalkan sagu sebagai makanan pokok mereka.
2. Melalui proses gelatinisasi
Sekilas sagu lempeng tampak seperti makanan yang dibuat secara sederhana. Bentuknya yang hanya persegi panjang dengan warna merah bata, bagi sebagian orang yang tak awam akan dianggap kurang menggugah selera.
Nyatanya proses untuk membuat sagu lempeng justru menggunakan teknik yang cukup sulit. Ada proses gelatinisasi dalam mengolah sagu untuk membuatnya menjadi sagu lempeng yang keras dan layak disimpan dalam waktu lama.
Melansir artikel dari Universitas Gadjah Mada, secara singkat, gelatinisasi merupakan proses fitokimia untuk mengubah pati atau kandungan karbohidrat kompleks pada sagu melalui pemanasan hingga pendinginan. Proses gelatinisasi ini bertujuan untuk membuat lempengan sagu yang kering lebih tahan terhadap kerusakan mikroba, sama seperti proses yang dilalui pada pembuatan mie instan.