Bukan AI, Para Raksasa Teknologi Panen Cuan dari Sini

10 hours ago 1

Jakarta, CNBC Indonesia — Di tengah maraknya investasi besar-besaran pada kecerdasan buatan (AI), bisnis periklanan digital raksasa teknologi dunia justru semakin menggeliat.

Mengutip CNBC.com, Minggu (2/10/2025), Meta, Amazon, Alphabet (Google), dan Microsoft kompak mencatat lonjakan pendapatan dari sektor iklan online pada laporan keuangan kuartal terbaru mereka.

Laporan pendapatan kuartal III/2025 menunjukkan bisnis iklan digital tetap tumbuh kuat, meski ekonomi global sempat diliputi ketidakpastian akibat kebijakan perdagangan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump.

Meta mencatat kinerja terbaik dengan pendapatan iklan naik 26% secara tahunan menjadi US$51,24 miliar, tertinggi sejak kuartal I/2024. Sekitar 98% pendapatan perusahaan bersumber dari bisnis iklan online.

Amazon juga mencetak kenaikan signifikan. Pendapatan unit iklannya melonjak 24% menjadi US$17,7 miliar, bahkan melampaui pertumbuhan bisnis komputasi awan (AWS) yang naik 20%. CEO Amazon Andy Jassy mengatakan, perusahaan terus memperluas platform iklannya ke aplikasi dan situs pihak ketiga, termasuk menjalin kemitraan dengan Roku, Netflix, dan Spotify.

Sementara itu, Alphabet membukukan pendapatan iklan sebesar US$74,18 miliar, naik 13% dibanding tahun sebelumnya. YouTube juga mencatat pertumbuhan 15% menjadi US$10,26 miliar.
Microsoft melaporkan pendapatan US$3,7 miliar dari unit iklan pencarian dan berita, meningkat 14% dibanding tahun lalu.

Tak hanya para raksasa teknologi, platform lain seperti Reddit juga menunjukkan performa gemilang. Penjualan Reddit naik 68% pada kuartal yang sama, sementara pengguna aktif harian global tumbuh 19% menjadi 116 juta.

Meski bisnis iklan tengah melonjak, para raksasa teknologi juga terus memperbesar investasi pada kecerdasan buatan. Alphabet, Meta, Amazon, dan Microsoft secara kolektif memperkirakan belanja modal (capital expenditure/capex) tahun ini melampaui US$380 miliar.

Namun, langkah agresif Meta di bidang AI justru menekan harga sahamnya. Saham perusahaan anjlok 11% setelah menaikkan batas bawah proyeksi capex menjadi US$70-72 miliar. Analis Oppenheimer menilai, strategi Meta di AI mencerminkan pola serupa dengan proyek metaverse sebelumnya yang belum menghasilkan keuntungan signifikan.

Chief Financial Officer Meta Susan Li menegaskan, perusahaan harus tetap berinvestasi besar pada infrastruktur dan layanan cloud berbasis AI agar tidak tertinggal.


(mkh/mkh)
[Gambas:Video CNBC]

Next Article Raksasa Teknologi Makin Kencang Bakar Uang di 2025, Nilainya Fantastis

Read Entire Article
| | | |