Kabar Baik dari Trump dan Pemerintah, Bisakah Jadi Booster IHSG-Rupiah?

1 week ago 13
  • Pasar keuangan Indonesia ditutup di zona merah, IHSG dan rupiah sama-sama melemah
  • Wall Street ditutup beragam, Dow Jones merah sementara S&P dan Nasdaq menguat
  • Data ekonomi nasional dan negoisasi dagang akan menjadi penggerak pasar hari ini

Jakarta, CNBC Indonesia- Pasar keuangan Indonesia ditutup lesu pada perdagangan Rabu (2/7/2025). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah, sementara nilai tukar rupiah juga terkoreksi terhadap dolar Amerika Serikat (AS).

Kondisi pasar domestik mencerminkan tekanan dari pelemahan saham big cap dan sentimen eksternal yang cenderung negatif. Pelaku pasar juga cenderung wait and see menjelang berakhirnya tenggat negosiasi tarif dagang AS, serta menanti sejumlah data ekonomi dalam negeri seperti inflasi dan APBN.
Pasar keuangan Indonesia diperkirakan masih akan volatile hari ini. Selengkapnya mengenai sentimen pergerakan pasar hari ini bisa dibaca pada halaman 3 artikel ini.

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan kemarin, Rabu (2/7/2025) ditutup melemah 0,49% atau 34,11 poin ke posisi 6.881,25. Sepanjang sesi, IHSG bergerak fluktuatif dari 6.838 hingga 6.905. Tekanan terbesar datang dari sektor utilitas, barang baku, dan properti.

Saham Amman Mineral (AMMN) menjadi pemberat utama IHSG, bersama dengan PT Bank Rakyat Indonesia (BBRI(, PT Telkom Indonesia (TLKM), PT Barito Pacific Tbk (BRPT), dan PT Bank Central Asia (BBCA). Di sisi lain, penguatan PT Dian Swastatika Sentosa Tbk (DSSA), PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR), dan PT Astra International (ASII) menahan koreksi lebih dalam.

Beralih ke pasar valuta asing, nilai tukar rupiah pada perdagangan kemarin ditutup melemah terhadap dolar AS. Berdasarkan data Refinitiv, rupiah ditutup di posisi Rp16.235/US$ atau melemah 0,31% dibanding penutupan hari sebelumnya.

Pelemahan rupiah terjadi seiring dengan penguatan indeks dolar AS (DXY) sebesar 0,03% ke level 96,85. Dolar menguat karena pelaku pasar masih menanti kepastian kebijakan tarif dagang Presiden Donald Trump yang akan mencapai tenggat pada 8 Juli 2025.

Dari pasar obligasi, data imbal hasil Surat Berharga Negara (SBN) tenor 10 tahun merangkak naik k 6,66% pada perdagangan kemarin.

Meski naik, imbal hasil masih di level terendah sejak Oktober 2024. Imbal hasil yang melandai menandai obligasi RI tengah diburu investor sehingga harganya naik dan imbal hasil turun.

Pages

Read Entire Article
| | | |