Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono mengungkapkan Indonesia saat ini memiliki wilayah konservasi laut seluas 29 juta hektar. Wilayah konservasi ini menjadi modal dalam inisiatif ekonomi biru yang dijalankan Kementerian Kelautan dan Perikanan.
Trenggono menjelaskan idealnya ruang konservasi sendiri tidak terganggu oleh kegiatan ekonomi, seperti penangkapan ikan, transportasi laut, logistik, hingga kegiatan pariwisata. Kegiatan-kegiatan tersebut tidak diperbolehkan mendekati ruang konservasi.
Menurut dia, hal ini karena ruang konservasi menjadi tempat pemijahan secara alami seluruh biota kelautan.
"Jadi biota kelautan mulai dari ikan yang kecil-kecil, ikan sedang, sampai ikan yang besar. Itu kan sebuah ekosistem yang dia tidak boleh, kalau dia mau memijah di satu titik kan nggak bisa kita buatin titik yang baru. Nah di ruang-ruang itulah memang harus tidak boleh terganggu," ungkap dia dalam program Prabowonomics: One Year of Prabowo's Presidency, Selasa (21/10/2025).
Ruang konservasi tersebut juga sebagai tempat serapan karbon. Di mana emisi yang dilepas oleh gas rumah kaca ke atmosfer akan diserap oleh ruang konservasi.
"Karena di situ ada padang lamun, lalu ada koral, lalu kemudian ada tidal marsh, ada lumpur yang tumbuh tenggelam itu, ada mangrove. Itu menjadi satu ekosistem yang sedemikian rupa yang dia bisa menangkap karbon itu sendiri," tambah Trenggono.
Ketiga ruang konservasi sebagai tempat memproduksi oksigen untuk kepentingan kehidupan umat manusia.
"Jadi laut sehat itu adalah ketika ruang konservasi tidak terganggu," tutur dia.
(dpu/dpu)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Getol Tambah Kawasan Konservasi Laut, Ini Alasan Trenggono