Cianjur -
Manisan buah jadi oleh-oleh favorit asal Cianjur. Kini manisan tersebut punya status baru sebagai Warisan Budaya Tak Benda yang diharapkan penjual bisa membuat manisan ini laris manis lagi.
Manisan Cianjur ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat. Manisan ini umumnya merupakan olahan buah-buahan, mulai dari mangga, salak, dan kedondong yang bikin penikmatnya ketagihan.
Apalagi seiring perkembangan zaman, inovasi dilakukan dengan menambah jenis buah-buahan yang dijadikan manisan. Bahkan belakangan juga terdapat manisan dari sayuran hingga cabai merah.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Manisan merupakan makanan khas yang menjadi oleh-oleh bagi wisatawan yang sudah berwisata atau sekadar melintas ke Cianjur.
Manisan buah Cianjur di Jalan Dr Muwardi. Foto: Ikbal Slamet/detikJabar
Kekhasan dan sejarah panjang manisan pun membuat Pemprov Jabar menetapkan manisan Cianjur sebagai warisan budaya tak benda tahun ini.
Pengusaha Manisan Cianjur Komar, mengaku senang dengan penetapan manisan sebagai warisan budaya tak benda di Jawa Barat.
"Tentu kami senang dengan pengakuan manisan sebagai warisan budaya tak benda. Dan harapan besarnya manisan Cianjur ini bisa naik daun lagi seperti zaman dulu," kata dia, Sabtu (18/1/2025).
Dia menyebut beberapa tahun terakhir, penjualan manisan anjlok hingga lebih dari 50 persen. Menurut dia, pada tahun 2005 hingga 2015, dalam sehari dirinya bisa meraih omset sampai Rp 3 juta per hari, namun sejak 2016 hingga 2024 omsetnya hanya Rp 1 juta - Rp 1,5 juta per hari.
Manisan buah Cianjur di Jalan Dr Muwardi. Foto: Ikbal Slamet/detikJabar
"Omset Rp 1 juta sampai Rp 1,5 juta per hari juga saat libur panjang atau akhir pekan. Kalau dulu omset segitu di hari-hari biasa atau hari kerja," kata dia.
Menurut Komar, hal itu disebabkan promosi yang kurang. "Kalah dengan daerah lain yang makanan khasnya terpromosikan dengan baik. Makanya diharapkan dengan telah ditetapkannya manisan sebagai warisan budaya, pemerintah berperan aktif dalam promosinya," kata dia.
Di sisi lain, Bupati Cianjur Herman Suherman, penetapan manisan sebagai warisan budaya tak benda tidak hanya menjadi pengakuan tetapi juga upaya pelestarian.
"Tentu kita usulkan ke Jawa Barat agar makanan khas ini bisa terlestarikan hingga anak cucu kita. Sehingga nantinya tidak punah atau hilang," kata dia.
Herman mengakui jika promosi manisan belum maksimal. Oleh karena itu, pihaknya memerintahkan dinas terkait untuk menggenjot promosi, tidak sebatas bantuan permodalan.
"Kalau selama ini dinas berfokus ke bantuan modal, sehingga banyak yang gulung tikar lagi. Tapi sekarang selain bantuan modal juga saya minta promosinya digenjot, sehingga penjualan produk khas Cianjur bisa meningkat lagi," pungkasnya.
Artikel ini sudah tayang di detikjabar dengan judul "Manisan Cianjur Ditetapkan Jadi Warisan Budaya Tak Benda"
(raf/adr)