Mendag Bilang Negosiasi Tarif Dagang dengan Trump Lanjut Pekan Depan

5 hours ago 3

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Perdagangan (Mendag) buka suara soal progres negosiasi tarif resiprokal yang ditetapkan oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump kepada Indonesia.

Mendag mengatakan negosiasi lanjutan tersebut diperkirakan akan digelar pada pekan depan. Namun, dia tak dapat memastikan waktu pastinya.

"Kan mau dijadwalkan perundingan berikutnya, ya mungkin tinggal menunggu. Rencananya sih waktu itu minggu depan, tetapi tadi dilaporkan, cuma belum dikasih tanggalnya," kata Budi saat ditemui wartawan di kantor Kementerian Perdagangan (Kemendag), Jumat (7/11/2025).

Budi menjelaskan negosiasi tersebut tidak bisa dilakukan setiap hari, karena pemerintah AS juga melakukan perundingan yang saka dengan negara lainnya.

"Maksudnya negosiasinya enggak tiap hari kan, karena mereka mungkin juga punya jadwal dengan banyak negara, enggak cuma Indonesia, yang berunding terkait tarif juga banyak," jelasnya.

Sebelumnya, Menteri Koordinator (Menko) bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto mengungkapkan progres negosiasi yang dilakukan dengan AS, terkait tarif importasi. Menurutnya saat ini masih belum membahas terkait substansi.

Negosiasi tarif dagang dengan AS diketahui bakal digelar setelah penyelenggaraan KTT APEC 2025 di Korea Selatan. Airlangga menjelaskan saat ini masih membicarakan jadwal pertemuan.

"Kita sedang bicarakan mengenai waktu kan, dalam waktu dekat ada G20," kata Airlangga, Rabu (5/11/2025) lalu.

Namun menurutnya dalam waktu dekat, ada ajang KTT G20 di Johannesburg 2025, di Afrika Selatan di 22 - 23 November 2025. Sehingga Airlangga juga belum bisa memastikan negosiasi segera dilaksanakan.

"Belum (di bicarakan di KTT G20), kita masih bicarakan mengenai jadwal negosiasi dulu," ujarnya.

Sebelumnya, negara seperti Malaysia dan Kamboja sudah terlebih dahulu merampungkan negosiasi dengan Amerika Serikat. Sementara Indonesia tak ingin terburu-buru menandatangani kesepakatan tanpa memastikan posisi tawar yang menguntungkan.

Salah satu pembahasan utama adalah usulan tarif nol persen untuk sejumlah komoditas unggulan Indonesia yang tidak diproduksi di AS, seperti kelapa sawit, kakao, dan karet.

Tapi perlu diketahui, Indonesia menjadi salah satu negara pertama yang mencapai kesepakatan pasca diterbitkannya pernyataan resmi Presiden AS pada 7 Juli 2025, di mana terdapat penurunan tarif menjadi 19% dari sebelumnya 32%.

Namun, pemerintah memastikan masih ada negosiasi dengan pihak AS untuk tarif dagang pada beberapa komoditas hingga ada penandatangan kesepakatan ini.


(haa/haa)
[Gambas:Video CNBC]

Next Article Video: RI Kirim Ulang Proposal Dagang ke Amerika Serikat

Read Entire Article
| | | |