Para Pemilik Jangan Panik! Begini Ramalan Harga Emas di 2025

9 hours ago 6

Jakarta, CNBC Indonesia - Masyarakat Indonesia tengah berbondong-bondong untuk memborong emas di berbagai gerai serta pembelian digital. Padahal, harga emas lagi tinggi-tingginya.

Harga emas pada Minggu ini kembali mencetak rekor terbarunya atau all-time-high (ATH) dengan semakin mendekati level US$3.300/troy ons.
Merujuk data Refinitiv, pada Kamis lalu (17/4/2025), harga emas sedikit melandai 0,47% ditutup ke posisi US$ 3.327,54 per troy ons. Setelah sehari sebelumnya, harga acuan logam mulia dunia ini terbang 3,58% ke rekor tertinggi di US$ 3,344,22 per troy ons.

Posisi ini melewati rekor ATH sebelumnya pada 11 April 2025 yang pada saat itu berada pada level US$3.236/troy ons.

Harga emas mencapai rekor tertinggi sepanjang masa (ATH) baru-baru ini karena beberapa faktor utama:

  1. Ketidakpastian Ekonomi Global: Ketegangan geopolitik dan perang dagang meningkatkan permintaan emas sebagai aset safe haven
  2. Pelemahan Dolar AS: Nilai dolar yang melemah membuat emas lebih menarik bagi investor.
  3. Kebijakan Moneter: Penurunan suku bunga oleh bank sentral AS (The Fed) mendorong harga emas lebih tinggi.
  4. Diversifikasi Cadangan Devisa: Bank sentral di berbagai negara membeli emas dalam jumlah besar untuk mengurangi ketergantungan pada dolar AS.

Suasana gerai ANTAM di Pondok Indah Mall (PIM), Jakarta, Minggu (6/5/2025). (CNBC Indonesia/Emir Yanwardhana)Foto: Suasana gerai ANTAM di Pondok Indah Mall (PIM), Jakarta, Minggu (6/5/2025). (CNBC Indonesia/Emir Yanwardhana)
Suasana gerai ANTAM di Pondok Indah Mall (PIM), Jakarta, Minggu (6/5/2025). (CNBC Indonesia/Emir Yanwardhana)

Proyeksi Harga Emas Makin Gemilang

Dikutip dari Reuters, Goldman Sachs (GS) menaikkan proyeksi harga emas untuk akhir taun 2025 menjadi US$3.700 per ons troy dari sebelumnya US$3.300, dengan rentang proyeksi antara US$3.650 hingga US$3.950, mengutip permintaan yang lebih kuat dari perkiraan dari bank-bank sentral serta arus masuk dana ke exchange-traded fund (ETF) yang meningkat karena risiko resesi.

"Jika resesi terjadi, arus masuk ETF bisa semakin cepat dan mendorong harga emas naik hingga US$3.880 per ons troy (toz) pada akhir tahun," tulis Goldman Sachs dalam catatan tertanggal Jumat.

"Namun demikian, jika pertumbuhan ekonomi mengejutkan ke arah positif karena ketidakpastian kebijakan yang mereda, maka arus masuk ETF kemungkinan akan kembali ke proyeksi berbasis suku bunga kami, dengan harga emas di akhir tahun mendekati US3.550 per ons troy (toz)," tulis Goldman Sachs.

Goldman Sachs juga menaikkan asumsi permintaan emas oleh bank sentral menjadi 80 metrik ton per bulan, dari sebelumnya 70 ton.

Proyeksi akan cerahnya harga emas tahun ini tidak hanya disampaikan oleh GS, namun WisdomTree dalam laporannya Januari 2025 menunjukkan bahwa dalam bullish scenario, harga emas bisa mencapai US$3.450 per troy ons pada kuartal keempat 2025 (Q4 2025).

Sementara itu, Nitesh Shah, kepala riset komoditas dan makroekonomi untuk wilayah Eropa di Wisdom Tree, menyatakan bahwa harga emas bisa mendekati US$3.600 pada kuartal pertama tahun 2026.

Kesimpulannya, harga emas saat ini dianggap relatif kuat meskipun ada gejolak pasar. Proyeksi jangka pendek emas akan bertahan di sekitar US$3.080. Sementara itu, proyeksi jangka menengah/panjang: Bisa naik hingga US$3.600 pada awal 2026, terutama jika ketegangan geopolitik dan risiko perang dagang meningkat.


(tep/wur)

Saksikan video di bawah ini:

Hore! Pramono Anung Segera Resmikan Trayek Baru Transjabodetabek

Read Entire Article
| | | |