Jakarta, CNBC Indonesia - Kondisi Pasar Minggu, Jakarta Selatan juga mulai tampak sepi ditinggal kabur pembeli. Berdasarkan pantauan CNBC Indonesia di pasar tersebut pada Senin (14/7/2025), terutama di lantai 2 tampak hanya beberapa pelanggan yang datang dan kebanyakan menghampiri toko yang penjual seragam sekolah.
Di lantai tersebut juga cukup banyak toko jahit, namun hanya beberapa toko yang pengunjungnya cukup banyak. Tak hanya itu saja, cukup banyak ruko yang sudah tutup di lantai 2 Pasar Minggu.
Sementara itu di lantai dasar, terlihat pelanggan paling banyak hanya memadati toko perhiasan emas, sedangkan untuk toko pakaian dan elektronik pengunjungnya bisa dihitung jari. Di lantai dasar pun banyak ruko yang tutup.
Beberapa pedagang mengungkapkan memang pelanggan sudah sepi setidaknya dalam dua tahun terakhir. Mamat, pedagang warung nasi di dekat parkiran motor Pasar Minggu, mengungkapkan kondisinya sudah jauh berbeda dalam beberapa tahun terakhir. Ia sudah lama berjual di pasar tersebut selama 30 tahun terakhir. Namun kali ini, nasibnya jauh berbeda.
"Sepinya luar biasa, sudah 5 tahun begini, kami para pedagang kalau bisa nangis, nangis deras yang ada, ya semenjak Covid-19 jadi seperti ini," kata Mamat saat ditemui CNBC Indonesia, Senin (14/7/2025).
Padahal dahulu, warung nasinya cukup ramai hingga Mamat kewalahan memenuhi pesanan pelanggan.
"Dulu pas masih ramai-ramainya, kita mau ngobrol-ngobrol sama pelanggan aja susah karena pelanggan silih berganti, sekarang, bisa dihitung jari. Dulu kami jualan sampai jam 5 sore sudah beres-beres alias habis, sekarang, maghrib aja masih menyisakan banyak," tambah Mamat.
Foto: Potret Pasar Minggu di Jakarta Selatan sepi, banyak kios tutup. (CNBC Indonesia/ Chandra Dwi Pranata)
Potret Pasar Minggu di Jakarta Selatan sepi, banyak kios tutup. (CNBC Indonesia/ Chandra Dwi Pranata)
Bahkan saking sepinya pelanggan, Mamat seringkali menyisakan makanan hasil jualannya karena tak banyak lagi pelanggan.
"Sekarang lebih banyak sisa ya, ya paling kalau banyak sisa, ya kami buang atau kadang kami berikan ke yang lebih membutuhkan. Besoknya, kami tidak bisa jualan makanan yang sisa kemarin, harus ganti setiap harinya," ujar Mamat.
Senada dengan Mamat, Mirah, pedagang pakaian juga mengaku sedih karena pelanggan sudah hilang banyak.
"Aduh, ini pelanggan saja sepi, kalau ada yang lewat, kami berharap sekali ada yang beli," kata Mirah.
Bahkan, Mirah pun mengakui sepinya pelanggan hingga membuat penghasilannya menurun drastis membuatnya sempat jatuh sakit.
"Ini saja saya sampai sakit, tidak merasakan apapun, badan terasa ringan, bukan karena tidak ada beban, justru bebannya makin besar, alhasil jadi jatuh sakit saya," ungkapnya.
Rudi, pedagang sembako juga mengaku pelanggan perlahan berkurang seiring naiknya harga beberapa pangan.
"Pelanggan juga turun, ya walaupun mungkin tidak separah penjual pakaian ya, tapi kerasa, karena kalau harga serba naik, ya pelanggan pasti kurangin jumlah pembelian, yang rugi ya para pedagang," kata Rudi.
Sementara Lisa, pedagang perhiasan emas, mengaku pelanggan cenderung stabil karena bergantung dengan tren pergerakan harga emas.
"Kalau pelanggan ya itungannya stabil di sini, karena mungkin kami melakukan edukasi terlebih dahulu ke pelanggan supaya pas mau beli, pelanggan punya pengetahuan soal emas," kata Lisa.
Selain itu, Ia juga sudah melayani penjualan online, sehingga pelanggan tak perlu datang langsung ke tokonya.
"Sekarang kalau mau survive ya jual di online juga, kami sering kok live, mau tidak mau harus begitu, karena kalau tidak, ya tidak bisa survive," ujarnya.
Berdasarkan pengakuan manajemen pasar, dahulunya Pasar Minggu menyediakan sekitar 1.200 ruko. Namun seiring dengan sepinya pelanggan, toko yang tutup mencapai sekitar 300 ruko. Banyak juga pedagang yang mengeluhkan penjualan turun, tetapi mereka tetap membayar uang sewa, listrik, dan lain-lain.
Untuk di Pasar Minggu, pedagang harus membayarkan sewa ruko berkisar Rp 1 juta per bulan, kemudian listrik berkisar Rp 300 ribu per bulan, dan air sekitar Rp 200 ribu per bulan. Adapun biaya sewa dan listrik bergantung pada luas ruko dan penggunaannya.
Sebagai catatan pihak pengelola Pasar Minggu, Jakarta Selatan sudah memberikan izin bagi tim CNBC Indonesia untuk melihat langsung kondisi pasar.
(chd/wur)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pasar Ular Sepi Parah, Pedagang Sampai Teriak Ditinggal Kabur Pembeli