Pembiayaan Turun, NPF Naik, Modal Menipis, Ini Kondisi Bank Muamalat

3 hours ago 2

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Bank Muamalat Indonesia Tbk. (BMI) mencatatkan penurunan kinerja sepanjang tiga bulan pertama tahun ini. Permodalan bank syariah tertua RI itu juga menipis di saat penyaluran pembiayaan menurun per kuartal I-2025.

Merinci laporan keuangan yang berakhir periode Maret 2025, pembiayaan BMI tercatat sebesar Rp16,8 triliun turun 21,5% secara tahunan (yoy) dari sebelumnya sebesar Rp21,4 triliun. Rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) juga turun dari 30,93% menjadi 28,53% sepanjang tiga bulan pertama tahun ini.

Komisaris BMI Andre Mirza Hartawan mengatakan menipisnya modal inti bank itu dikarenakan adanya penyesuaian untuk pencadangan. Sementara itu, BMI sejak dua tahun lalu telah melakukan business refocusing.

"Sebelumnya, Bank memiliki porsi pembiayaan yang besar pada sektor korporasi. Adapun saat ini Bank telah fokus pada segmen Retail dengan persiapan dari sisi bisnis maupun infrastruktur yang dilakukan secara berkelanjutan. Hal inilah yang menyebabkan adanya penurunan pembiayaan secara signifikan dibandingkan posisi Maret 2024, yang sebagian besar dikontribusikan dari menurunnya pembiayaan di segmen korporasi," terang Andre saat dihubungi CNBC Indonesia belum lama ini, dikutip Rabu (14/5/2025).

Namun demikian, ia mengatakan pada Maret 2025, pembiayaan telah mengalami peningkatan dibandingkan dengan posisi Desember 2024. Sesuai strategi business refocusing, peningkatan tersebut sebagian besar dikontribusikan dari segmen Retail Consumer, sebagai fokus bisnis yang baru Bank Muamalat ke depannya.

Seiring dengan business refocusing tersebut, BMI mencatatkan penurunan pada kualitas pembiayaan. Dengan rasio pembiayaan bermasalah atau non performing financing (NPF) gross naik menjadi 3,99% dari setahun sebelumnya 2,22%. Sementara NPF net juga naik menjadi 3,37% dari setahun sebelumnya 1,17%.

Menurut Andre, hal itu disebabkan oleh penurunan pembiayaan yang menyebabkan rasio NPF baik gross maupun net mengalami peningkatan.

"Diharapkan dengan terus tumbuhnya pembiayaan pada fokus yang tepat, dapat meningkatkan aset berkualitas secara signifikan, profitabilitas yang berkelanjutan, serta posisi permodalan yang stabil," ucapnya.

Pada sisi bottom line, BMI mencatatkan laba bersih sebesar Rp1,67 miliar pada kuartal I-2025. Jumlah itu menurun 39,85% secara tahunan atau year on year (yoy) dari setahun sebelumnya sebesar Rp2,78 miliar.

Dari sisi pendanaan, total dana pihak ketiga (DPK) tercatat sebesar Rp41,36 triliun, turun 10,22% yoy pada kuartal I-2025.

Sejak Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) menjadi Pemegang Saham Pengendali (PSP) di BMI pada tahun 2021, kinerja bank itu bergerak naik turun.

Pada tahun 2022, BMI mencatatkan laba bersih Rp26,58 miliar namun turun hingga 50% menjadi Rp13,29 miliar setahun kemudian. Pada tahun 2024, BMI berhasil mencatatkan peningkatan laba sebesar 28% menjadi Rp18,45 miliar.


(Zefanya Aprilia/fsd)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Bunga Tinggi & Daya Beli Turun, PR Bisnis Multifinance di 2025

Next Article KB Bank Perkuat Kemitraan Melalui Pembiayaan Vendor Tripatra

Read Entire Article
| | | |