Peras Warga Lewat Pajak-Sertifikat Kematian, Nasib Orang Ini Tragis

4 hours ago 3

Jakarta, CNBC Indonesia - Menarik pajak dari rakyat memang bukan pekerjaan yang populer, tapi kisah pejabat pajak satu ini berujung jauh lebih tragis dari sekadar dimaki. Ia bukan hanya dibenci semasa hidup, tapi juga diabaikan setelah meninggal dunia.

Dialah Qiu Zuguan, pejabat era VOC yang menjabat sebagai kepala lembaga Boedelkalmer di Batavia (kini Jakarta). Posisi ini membuatnya bertanggung jawab atas pengurusan aset orang-orang Tionghoa, termasuk pajak dari harta peninggalan dan ahli waris mereka. Namun kekuasaan itu justru membuat Qiu dikenal sebagai pemeras rakyat.

Menurut catatan sejarawan Leonard Blussé dalam The Chinese Annals of Batavia, sejak menjabat pada 1715, Qiu menerapkan berbagai pungutan kontroversial. Mulai dari pajak pernikahan, pajak kematian, hingga pajak atas dokumen seperti sertifikat kematian. Saat rakyat dirundung duka, mereka tetap dipaksa membayar untuk sekadar mengurus jenazah keluarganya.

Tak heran, Qiu menjadi simbol kebencian bagi masyarakat, terutama komunitas Tionghoa yang kala itu sudah dibebani berbagai jenis pajak lain seperti pajak kepala hingga pajak kuku. Mereka hanya bisa pasrah di bawah tekanan administrasi yang tak berpihak.

Namun semua berbalik ketika Qiu meninggal dunia pada Juli 1721.

Tak ada penghormatan terakhir. Tak ada warga yang bersedia mengangkat peti matinya. Bahkan jasadnya dibiarkan tergeletak di tengah jalan, karena warga enggan mengantarkannya ke kuburan.

Keluarga yang panik akhirnya harus menyewa penduduk lokal demi memastikan jenazah Qiu bisa dikuburkan. Tapi kebencian rakyat tak ikut terkubur bersama jasadnya, dan warisan amarah atas pajak yang menyengsarakan rakyat terlalu membekas untuk dilupakan.


(dce)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Sempat Bermasalah, Login Coretax Sudah Cepat Cuma 0,001 Detik

Next Article Video: Coretax Diprotes, Sistem Dinilai Belum Siap

Read Entire Article
| | | |