Petani Salak Merapi Teriak Marak Tambang Pasir, Produksi Ambruk Parah

5 hours ago 2

Jakarta, CNBC Indonesia - Penambangan pasir di lereng Gunung Merapi membuat warga sekitar mulai resah termasuk para petani salak pondoh. Tak hanya berpengaruh pada penanaman salak pondoh, penambangan pasir juga berdampak pada jalan-jalan desa.

Kepala Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) salak pondoh Sleman yang juga menjadi pemilik desa agrowisata Omah Salak, Surya Agung Saputra mengatakan dampak dari penambangan pasir lereng Merapi tidak hanya menyasar pertanian, tetapi juga infrastruktur desa seperti jalan desa. Pihaknya mengakatan sejak makin masifnya penambangan pasir, jalanan desa mulai rusak parah.

"Dampak dari penambangan pasir di lereng Merapi tidak hanya ke pertanian salak dan sawah-sawah warga, tapi juga jalanan desa rusak," kata Surya kepada CNBC Indonesia, Rabu (30/4/2025).

Menurutnya, banyaknya truk-truk pasir membuat jalan-jalan besar pun ikut rusak. Bahkan jalan desa sekalipun, karena umumnya, jalan desa tidak kuat untuk dilalui oleh truk-truk. Selain itu, banyaknya mobil pribadi yang melewati jalan-jalan kecil akibat jalan yang rusak tersebut juga menganggu warga sekitar.

"Penambangan itu kan butuh truk ya buat angkut pasirnya, nah ini menyebabkan jalanan jadi rusak. Dengan penambangan itu ya jalan-jalan rusak parah. Terus akhirnya mobil pribadi ke jalan-jalan yang lainnya, jalan kecil yang lainnya juga ikut rusak," ungkapnya.

Salak pondoh lereng Gunung Merapi. (Dok.Istimewa)Foto: Salak pondoh lereng Gunung Merapi. (Dok.Istimewa)
Salak pondoh lereng Gunung Merapi. (Dok.Istimewa)

Bahkan, truk-truk juga terkadang melewati jalur khusus evakuasi, yang tidak didesain oleh kendaraan berat. Jalur evakuasi ini juga menjadi akses utama warga lereng Gunung Merapi untuk bekerja, sekolah, dan kebutuhan penting lainnya.

Penambangan pasir di lereng Merapi membuat resah warga dan petani terutama petani salak pondoh. Dampaknya cukup parah yakni membuat potensi gagal panen salak lebih besar bahkan para petani salak harus beralih menanam sayuran.

"Sekarang petani saja untuk bertani salak susah sekali di sini. Karena nggak ada pengairan, waktu kemarau banyak yang kering, mau tidak mau diganti untuk sayuran, misalnya cabai, ataupun tanaman lainnya pun karena airnya terbatas, tapi balik lagi, airnya berkurang, alhasil susah juga untuk nanam sayuran," ungkapnya.

Dampak penambangan pasir juga membuat produksi salak pondoh pun turun drastis. Ini juga berdampak pada penurunan omzet petani sampai sekitar 70%. Bahkan untuk kebutuhan ekspor pun kini sulit dipenuhi dan harus mencari alternatif dari daerah lain seperti Kabupaten Wonosobo dan di daerah Jawa Tengah lainnya.

"Ada penurunan omzet hingga 70%, begitu juga ekspor, kita dulu sering banget melakukan ekspor dan dari sini yang paling besar. Sekarang, udah susah karena panennya juga susah, mau tidak mau ambil dari daerah lain seperti Wonosobo atau daerah Jawa Tengah lain," ungkapnya lagi.

Terkait dengan dampak ini, pihaknya pun meminta kepada pemerintah terutama pemerintah Jawa Tengah untuk melakukan penindakan terhadap penambang pasir ilegal di Jawa Tengah agar dampaknya tidak makin membesar.

"Ya kalau kami minta gimana caranya penambangan pasir ini dapat dikendalikan oleh pemerintah Jawa Tengah, karena sumber masalahnya ada di Magelang, jadi ini kewenangan pemerintah Jawa Tengah," pungkasnya.


(chd/wur)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Warga AS Menjerit hingga Rekrutmen Dokter PPDS Jadi Sorotan

Read Entire Article
| | | |