Raksasa Tambang ANTM-PTBA-TINS Mau RUPS, Ini Kisi-kisi Dividen-nya!

22 hours ago 4

Jakarta, CNBC Indonesia - Tiga emiten di bawah holding pertambangan pelat merah, MIND ID bakal melaksanakan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) berbarengan pada 12 Juni 2025. Dalam acara ini menarik dinantikan prospek dividen jumbo yang potensi dibagikan.

Mereka adalah PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), PT Bukit Asam Tbk (PTBA), dan PT Timah Tbk (TINS). Berikut kita ulas masing-masing :

ANTM

Pertama ada emiten pelat merah yang memiliki fokus bisnis paling banyak di emas. Secara historis, ANTM pernah membagikan payout ratio sampai 100% dari laba tahun buku 2023. Ini artinya, laba bersih yang dihasilkan sepanjang tahun tersebut dibagikan seluruhnya bagi investor.

Tak menutup kemungkinan pada tahun ini dividen yang dibagikan bisa moncer lagi, mengingat sepanjang 2024 lalu, harga acuan emas dunia bergerak ciamik, bahkan mencetak rekor beberapa kali.

Kinerja keuangan ANTM sepanjang tahun lalu juga tak kalah ciamik. Laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan ke pemilik entitas induk (laba bersih) ANTM tercatat naik 122% secara kuartalan (qoq) menjadi Rp 1,4 triliun pada kuartal IV-2024.

Hal tersebut membuat total laba bersih selama setahun penuh pada 2024 melambung 19% menjadi Rp 3,6 triliun.

Sementara itu, kuartal IV-2024, pendapatan melejit 30% menjadi Rp 25,9 triliun secara kuartalan. Alhasil, total pendapatan naik 69% menjadi Rp 69,2 triliun.

Beralih ke prospek dividen, dengan kinerja emas yang moncer dan berdampak optimal sampai bottom line ini mengimplikasi EPS tahun lalu ANTM menjadi Rp151,77. Nilai ini lebih tinggi dari periode tahun sebelumnya sebesar Rp128,07

Jika kita mengambil asumsi DPR konservatif 50% DPS yang dihasilkan akan sebesar Rp75,88. Sementara jika ANTM akan royal seperti tahun sebelumnya dengan asumsi DPS dipertahankan seperti tahun sebelumnya akan mengambil payout ratio sekitar 85%.

Kami memproyeksikan potensi cuan yang bisa dihasilkan jika pelaku pasar beli saham ANTM di harga per Selasa hari ini (10/6/2025) sampai pukul 13.40 WIB di Rp3.320 per lembar akan mendapatkan potensi cuan dividen dari rentang 2,27% sampai 3,8%.

PTBA

Kedua ada PTBA yang secara historis dikenal konsisten membagikan dividen sejak 2023 lalu atau sudah lebih dari dua dekade. Dividen yang dibagikan juga memberikan keuntungan yang relatif tinggi, pernah sampai 29%.

Emiten batu bara ini juga terbilang royal bagi dividen karena pada 2022 dan 2021 lalu, payout ratio pernah sampai 100%, artinya seluruh laba dibagikan kepada investor.

Sepanjang tahun lalu, PTBA mencetak laba bersih sebesar Rp5,10 triliun. Nilai ini mengimplikasi earning per share (EPS) sebanyak Rp443,01.

Posisi-nya sebagai tambang batu bara pelat merah yang berada di bawah MIND ID membawa-nya sebagai salah satu penyalur dana kelolaan Danantara, yang tentunya melalui dividen.

Oleh karena itu, kami mengasumsikan jika PTBA akan memberikan dividen lebih besar atau setidaknya setara dengan tahun lalu.

Jika mengacu dari payout tahun lalu sekitar 75%, maka dividen yang dibagikan akan mencapai Rp332,60 per lembar. Dari nilai tersebut jika dibagi dengan harga saham PTBA per Selasa hari ini di Rp2.930 per lembar, akan memberikan cuan sebesar 11,35%.

TINS

Ketiga ada TINS yang potensi membagikan dividen pada tahun ini seiring dengan capaian tahun lalu perusahaan timah ini berhasil membukukan laba senilai Rp1,19 triliun.

Sebelumnya untuk tahun buku 2023, TINS sempat abses tebar dividen karena merugi.

Melihat secara historis tahun-tahun sebelumnya, TINS untuk tahun buku 2023 pernah membagi dividen sebesar 30% atau Rp312,44 miliar, setara Rp41,89 per saham. Setahun sebelumnya, TINS juga bagi dividen dengan payout ratio yang sama sebesar Rp455,97 miliar atau setara Rp61,22 per saham.

Dengan asumsi acuan payout ratio yang sama, kami memproyeksi dividen yang dibagikan pada tahun ini sebanyak Rp47,80 per saham. Ini akan mengimplikasi cuan sebesar 3,90% dari harga saham TINS hari ini di Rp1.225 per lembar.

CNBC INDONESIA RESEARCH

Sanggahan : Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investor terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.

(tsn/tsn)

Read Entire Article
| | | |