RI Buka Opsi Impor LNG dari AS? Bahlil: Kita Usaha Tak Ada Impor Gas!

4 hours ago 4

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menyampaikan bahwa pemerintah hingga kini terus mengupayakan agar Indonesia tidak perlu melakukan impor gas alam cair (LNG). Hal tersebut merespons isu mengenai potensi defisit gas nasional, ditambah dengan rencana kemungkinan RI mengimpor LNG dari Amerika Serikat.

Menurut Bahlil, kekhawatiran akan defisit gas sebelumnya muncul karena lonjakan konsumsi domestik yang tidak diantisipasi dengan perhitungan secara matang. Namun, setelah dilakukan review, seharusnya produksi gas dapat ditujukan untuk pemenuhan kebutuhan dalam negeri.

"Sampai dengan hari ini tidak ada impor gas, dan kami berusaha maksimal untuk tidak ada impor gas (LNG), " kata Bahlil dalam keterangan tertulis, Kamis (1/5/2025).

Bahlil lantas memproyeksikan bahwa lifting gas pada tahun 2026 dan 2027 akan mengalami peningkatan. Oleh sebab itu, ia berharap pada periode tersebut tidak ada impor gas.

"Terkecuali sudah sangat emergency banget, kita harus yakin bahwa yang dihasilkan dari dalam negeri bisa memenuhi dalam negeri kita," katanya.

Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati membeberkan sejumlah barang impor dari Amerika Serikat yang akan makin banyak diserap oleh Indonesia, guna menyeimbangkan defisit neraca perdagangan AS terhadap Indonesia.

"Jadi ya, beberapa komoditas serta produk manufaktur yang dapat kita gunakan untuk persempit atau kurangi atau bahkan hilangkan surplus ini," kata Sri Mulyani dalam program First On CNBC, dikutip Senin (28/4/2025).

Sri Mulyani mengatakan, produk pertama yang akan menjadi target supaya neraca perdagangan antara AS dan Indonesia kembali surplus adalah produk agrikultur, seperti gandum, kedelai, jagung.

"Saya yakin bahwa di sini, di Amerika Serikat, produk pertanian memainkan peran penting dalam banyak konstituen di Amerika Serikat, yang menghasilkan gandum, kedelai, jagung," tegasnya.

"Ini semua adalah produk makanan atau produk pertanian yang juga dikonsumsi di Indonesia secara signifikan dan kami mengimpor tidak hanya dari Amerika Serikat tetapi juga banyak negara lain," tegasnya.

Produk kedua, ialah minyak dan gas bumi, khususnya gas cair atau yang dikenal dengan istilah LNG dan LPG. Menurutnya, komoditas itu sangat penting bagi Indonesia, karena Indonesia bukanlah negara yang menjadi produsen migas.

Ketiga, produk yang akan dioptimalisasi impornya ialah yang berasal dari perusahaan penerbangan AS, Boeing. Namun, ia tak mendetailkan produk apa saja yang akan ditambah impornya dari Boeing.

"Jadi ini semua adalah area di mana kita tentu dapat melakukan outsourcing minyak dan gas ini dari Amerika Serikat, termasuk produk Boeing dan sebagainya," tuturnya.


(wia)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Amankan Gas Untuk Pembangkit PLN, Impor Jadi Solusi?

Next Article Rosan Ungkap Inpex Mulai Konstruksi Proyek Gas Raksasa Masela di 2025

Read Entire Article
| | | |