Jakarta, CNBC Indonesia - Indonesia menyambut tahun 2026 dengan optimisme baru. Berdasarkan riset terbaru BRI Danareksa Sekuritas diprediksi bahwa arah ekonomi nasional kian solid, hal ini ditopang oleh dua mesin utama, yakni konsumsi yang tetap tangguh dan investasi yang terus memperbesar kapasitas ekonomi.
Alhasil, kombinasi keduanya diyakini menjadi kunci untuk mendorong pertumbuhan di atas 5% secara berkelanjutan dengan level yang krusial untuk menarik arus modal asing jangka panjang. Terlebih, selama hampir dua dekade, konsumsi rumah tangga rata-rata menyumbang 57% dari total PDB. Bahkan ketika ekonomi dilanda guncangan global, konsumsi tetap tumbuh stabil di kisaran 5-6%.
"Kekuatan konsumsi menjadi jangkar pertumbuhan Indonesia," tulis tim riset BRI Danareksa, dikutip Senin (17/11/2025).
Di sisi lain, struktur ekonomi kini memasuki fase baru. Pasalnya, porsi konsumsi perlahan menurun, sementara kontribusi investasi meningkat. Ini menandai pergeseran menuju model ekonomi yang lebih produktif dan berorientasi jangka panjang.
Investasi Jadi Mesin Kedua: Lambat, Tapi Tahan Lama
Berbeda dengan konsumsi yang memberi "efek cepat", investasi memiliki efek berlapis dan bertahan panjang. Berdasarkan model fiskal yang dianalisis riset ini, kenaikan 1 poin persentase investasi hanya berdampak 0,1 poin pada PDB di kuartal pertama, namun efeknya memuncak setelah 7-8 kuartal dan bertahan lebih dari tiga tahun.
"Investasi memang tidak memberikan lompatan instan, tetapi ia membangun fondasi pertumbuhan jangka panjang," jelas laporan tersebut.
Ini sejalan dengan arah kebijakan era Jokowi yang fokus pada infrastruktur, hilirisasi, dan diversifikasi FDI yang membangun manufacturing base baru, termasuk di ekosistem EV dan baterai.
Program Makan Bergizi Gratis Jadi Pemantik Baru 2026
Salah satu program yang disebut sebagai calon katalis pertumbuhan adalah Makan Bergizi Gratis (MBG). Riset BRI Danareksa menilai program ini punya dua efek positif, yaitu efek konsumsi langsung yang dapat mengurangi beban belanja harian rumah tangga serta efek jangka panjang yang bisa memperbaiki kualitas SDM melalui gizi yang lebih baik.
Kendati begitu, riset tersebut juga memberi catatan penting. Mengingat, risiko inflasi bisa muncul apabila suplai pangan tidak mampu mengimbangi lonjakan permintaan.
Meskipun fundamental domestik kuat, volatilitas pasar keuangan Indonesia masih dipengaruhi kebijakan The Fed. Probabilitas pemangkasan suku bunga AS Desember 2025 turun ke 44%, membuat yield global dan arus modal portofolio lebih fluktuatif.
Rupiah pun melemah tipis 0,11% ke posisi Rp16.704 per dolar, sementara CDS Indonesia turun menjadi 75 bps, menandakan persepsi risiko yang tetap stabil.
Lebih lanjut, riset ini menegaskan bahwa Indonesia kini berada pada fase strategis, di mana konsumsi tetap perlu dijaga untuk stabilitas sosial dan keberlanjutan permintaan, dan investasi harus terus dipacu untuk memperbesar kapasitas ekonomi masa depan.
"Menjaga keseimbangan antara dukungan jangka pendek dan prioritas jangka panjang adalah kunci untuk mempertahankan momentum pertumbuhan," tulis BRI Danareksa.
Dengan pondasi konsumsi yang kokoh, arus investasi yang meningkat, program MBG yang prospektif, dan reformasi struktural yang sudah berjalan, 2026 berpotensi menjadi tahun ketika dua mesin pertumbuhan Indonesia melaju bersamaan, dengan lebih cepat, lebih sehat, dan lebih produktif.
(rah/rah)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Video: Sri Mulyani Pangkas Target Pertumbuhan Ekonomi RI Jadi 4,7%-5%






























:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5319082/original/060228700_1755504247-pspr.jpg)




:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5292881/original/016928800_1753267680-WhatsApp_Image_2025-07-23_at_17.02.21.jpeg)
:strip_icc():format(jpeg):watermark(kly-media-production/assets/images/watermarks/bola/watermark-color-landscape-new.png,1125,20,0)/kly-media-production/medias/5244173/original/074731200_1749138686-20250605BL_Timnas_Indonesia_Vs_China_Kualifikasi_Piala_Dunia_2026-23.JPG)
:strip_icc():format(jpeg):watermark(kly-media-production/assets/images/watermarks/bola/watermark-color-landscape-new.png,1125,20,0)/kly-media-production/medias/5290440/original/054693900_1753109793-20250721AA_Piala_AFF_U-23_Indonesia_U-23_Vs_Malaysia-19.JPG)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5289104/original/019007300_1753020520-WhatsApp_Image_2025-07-20_at_7.39.14_PM.jpeg)

:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5295668/original/003518200_1753490643-vie_2.jpg)

:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5255125/original/011605200_1750149296-_Timnas_Indonesia_U-23_-_Jens_Raven__Dony_Tri_Pamungkas__Kdek_Arel_Priyatna__background_Gerald_Vanenburg_copy.jpg)




:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5294962/original/091757100_1753426328-SnapInsta.to_523144936_1283178553162979_2047566670970110161_n.jpg)