Tiba-Tiba Kemenhub Minta Syahbandar Larang Kapal Belayar, Ada Apa?

2 hours ago 1

Jakarta, CNBC Indonesia - Direktur Jenderal Perhubungan Laut (Hubla) Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Muhammad Masyhud menginstruksikan para Syahbandar untuk mengeluarkan Maklumat Pelayaran kepada nakhoda kapal tentang kondisi cuaca buruk atau ekstrem. Dan, menyebarkan informasi cuaca dari BMKG maritim kepada seluruh kapal yang berada di wilayahnya.

Syahbandar diminta menunda keberangkatan kapal jika terjadi cuaca buruk.

Dia meminta semua pihak mengantisipasi terjadinya cuaca ekstrem dan gelombang tinggi di wilayah perairan Indonesia menjelang akhir tahun 2025 ini. Para Syahbandar maupun pihak operator kapal, nakhoda dan masyarakat maritim diminta meningkatkan kewaspadaan terhadap cuaca ekstrem dalam kegiatan pelayaran.

Kata dia, beberapa waktu lalu Kemenhub telah menerbitkan Surat Peringatan Kesiapsiagaan Menghadapi Cuaca Ekstrem yang menginstruksikan kepada semua Kepala Kantor KSOP Utama, Kepala Kantor KSOP, Kepala Kantor UPP, Kepala Kantor KSOP Khusus Batam, Kepala Pangkalan PLP, serta Kepala Distrik Navigasi di seluruh Indonesia untuk meningkatkan kesiapsiagaan dan sinergitas bersama dalam mendukung keselamatan pelayaran.

"Imbauan ini diterbitkan dengan tujuan untuk meningkatkan keselamatan dan keamanan pelayaran serta meminimalisir risiko kecelakaan kapal yang diakibatkan oleh cuaca buruk," katanya, dikutip dari keterangan resmi, Rabu (19/11/2025). 

"Apabila kondisi cuaca membahayakan keselamatan pelayaran maka Syahbandar diminta untuk tidak menerbitkan Surat Persetujuan Berlayar (SPB) dan menunda keberangkatan kapal sampai kondisi cuaca benar-benar aman untuk berlayar. Selain itu, Syahbandar harus memastikan kapal-kapal yang melanjutkan pelayarannya sudah memenuhi semua persyaratan keselamatan," tegas Masyhud.

Respons Peringatan Dini BMKG

Kemenhub, jelasnya, mengambil langkah ini menyusul peringatan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) terkait potensi cuaca ekstrem dan gelombang tinggi yang dapat terjadi di beberapa wilayah perairan Indonesia. Di mana, BMKG mendeteksi adanya Bibit Siklon Tropis 97S di Laut China Selatan.

BMKG sendiri, pada hari ini, Rabu (19/11/2025) telah mengonfirmasi, Bibit Siklon Tropis 97S terbentuk menjadi Siklon Tropis FINA. Disebutkan, Siklon FINA terpantau bergerak ke arah Timur - Timur Laut dengan kecepatan 4 knots (8 km/jam), dan saat ini bergerak cukup dekat ke wilayah Indonesia.

Hasil analisis BMKG per hari ini, Rabu (19 November 2025 pukul 01.00 WIB), Siklon Tropis FINA berkembang dari bibit siklon tropis 97s yang awal terbentuk pada tanggal 14 November 2025 pukul 00.00 UTC (07.00 WIB) di wilayah Samudera Hindia Barat Daya Nusa Tenggara Barat (NTB) di dalam Area of Monitoring (AoM) TCWC Jakarta.

Disebutkan, saat ini pusat sirkulasi terdeteksi di sekitar 9,7 derajat LS, 113,6 derajat BT di Laut Arafuru selatan Kepulauan Tanimbar (sekitar 465 km selatan barat daya Banda) dengan kecepatan angin maksimum sekitar 40 knot (75 km/jam) dan tekanan udara minimum 993 hPa.

BMKG memprediksi intensitas Siklon Tropis FINA berpotensi meningkat dalam 24 jam ke depan hingga mencapai kategori 2 dengan pergerakan ke arah Timur-Timur Laut.

Direktur Meteorologi Publik BMKG Andri Ramdhani mengimbau seluruh masyarakat dan pemangku kepentingan di wilayah yang terdampak, khususnya di Maluku dan NTT untuk meningkatkan langkah pencegahan dan kesiapsiagaan bencana untuk meminimalisir risiko dampak cuaca ekstrem. Mengantisipasi mengingat pertumbuhan Siklon Tropis FINA yang cepat dan ancaman peningkatannya.

"Pemerintah daerah di Maluku dan NTT diimbau untuk meningkatkan koordinasi dan kesiapsiagaan terhadap potensi bencana seperti banjir, banjir bandang, dan kerusakan akibat angin kencang," ujar Andri.

"Nelayan dan operator kapal disarankan untuk menunda atau membatasi aktivitas pelayanan, khususnya di Laut Arafuru dan perairan yang berpotensi terdampak gelombang tinggi berbahaya. BMKG meminta masyarakat untuk tetap tenang namun waspada dan proaktif dalam mengambil langkah pencegahan serta menjadikan kesiapsiagaan sebagai prioritas utama," tegasnya.

Nakhoda Wajib Update Informasi Cuaca

Di sisi lain, Masyhud memerintahkan semua nakhoda dan operator kapal selalu memperbarui informasi cuaca secara rutin melalui kanal-kanal resmi BMKG. Dan, mengutamakan keselamatan seluruh awak kapal, penumpang, dan muatan, serta menggunakan perangkat navigasi kapal untuk mendeteksi perubahan kondisi cuaca di sekitar.

"Jika ada situasi darurat segera melapor ke Syahbandar terdekat atau pihak berwenang menggunakan sistem komunikasi GMDSS (Global Maritime Distress and Safety System) jika diperlukan," tegasnya.

Secara khusus, nakhoda/operator kapal dengan ukuran kapal kurang dari 35 GT, Tug Boat, LCT dan Ro-Ro Penumpang, diperingatkan agar menunda keberangkatan sementara waktu hingga kondisi cuaca dinyatakan aman oleh Syahbandar. Serta, memastikan kapal dalam kondisi aman saat bersandar, termasuk pengikatan tambat dan pengawasan muatan.

"Syahbandar akan menunda kapal melakukan pelayaran apabila kondisi cuaca berpotensi membahayakan keselamatan penumpang, kru, maupun kapal. Nakhoda pun wajib melakukan pengecekan ulang peralatan keselamatan kapal selama masa penundaan," ucapnya.

Sementara bagi bagi nakhoda/operator kapal dengan ukuran kapal lebih dari 35 GT termasuk kapal asing dan kapal niaga lainnya wajib memastikan kesiapan penuh sistem navigasi, permesinan, dan peralatan keselamatan serta melakukan evaluasi risiko dan terus memantau perkembangan cuaca sepanjang pelayaran.

"Dengan adanya instruksi ini diharapkan seluruh jajaran Ditjen Perhubungan Laut khususnya Syahbandar dan para petugas di lapangan dapat lebih meningkatkan pengawasan terhadap keselamatan pelayaran serta mampu mengantisipasi kecelakaan akibat cuaca ekstrem yang terjadi di perairan Indonesia," kata Masyhud.

Masyhud mengutip peringatan BMKG yang memprediksi kondisi tinggi gelombang laut pada periode tanggal 18-21 November 2025: 

  • tinggi gelombang 1,25 - 2,5 meter

Berpeluang terjadi di Samudra Hindia barat Lampung, Samudra Hindia barat Bengkulu, Samudra Hindia barat Kep. Mentawai, Samudra Hindia barat Aceh, Selat Malaka bagian utara, Samudra Hindia barat Kep. Nias, Samudra Hindia selatan Banten, Samudra Hindia selatan Jawa Barat, Samudra Hindia selatan Jawa Tengah, Samudra Hindia selatan DI Yogyakarta, Samudra Hindia selatan Jawa Timur, Samudra Hindia selatan NTT, Selat Makassar bagian tengah, Selat Makassar bagian utara, Laut Maluku, Samudra Pasifik utara Maluku, Laut Banda, Laut Seram, Laut Arafuru bagian utara, dan Laut Arafuru bagian tengah. Sementara

  • tinggi gelombang 2,5 - 4,0 meter

Berpeluang terjadi di Laut Natuna dan Laut Arafuru bagian barat. 

Dok BMKGFoto: Dok BMKG
Dok BMKG


(dce/dce)
[Gambas:Video CNBC]

Next Article Jawa Barat, Aceh-Papua Siap Siaga! BMKG Keluarkan Peringatan Terbaru

Read Entire Article
| | | |