Trump Baru Berkuasa 100 Hari, IHSG Sudah Alami 2 Momen Kritis!

4 hours ago 4

Jakarta, CNBC Indonesia - Kepemimpinan Presiden Amerika Serikat (AS) memasuki periode 100 hari sejak dilantik pada 20 Januari lalu. Selama periode ini, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kena guncangan bahkan sempat dua kali mengalami trading halt.

Sebagai catatan, Donald Trump dilantik kembali sebagai Presiden AS pada 20 Januari 2025, menandai awal masa jabatan keduanya yang tidak berurutan.

Maka, 100 hari pertama masa jabatan keduanya berlangsung dari 20 Januari hingga 29 April 2025. Kembalinya Trump ke Gedung Putih langsung ditandai dengan pendekatan proteksionis yang lebih ekstrem dibanding masa jabatan pertamanya.

Langkah-langkah Trump termasuk pemberlakuan tarif universal sebesar 10% untuk seluruh impor ke AS, disertai dengan tarif tambahan yang cukup fantastis ke China sampai ratusan persen membuat kekhawatiran perang dagang kian memanas.

Apalagi tarif resiprokal juga diumumkan pada lebih dari 160 negara, tetapi hanya berselang beberapa hari tidak jadi diterapkan dan saat ini memasuki fase negosiasi selama 90 hari.

Meskipun tekanan tarif sudah mulai mereda, tetapi tidak menutup kemungkinan kebijakan agresif soal tarif ini masih bisa memicu perang dagang terhadap negara mitra, terutama pada China yang secara tegas akan melawan.

Hal ini kemudian memberikan tekanan pada kondisi ekonomi AS, di mana peluang mengalami resesi melonjak sampai lebih dari 50%.

Dibandingkan inflasi, kini AS juga terancam mengalami stagflasi, di mana kondisi inflasi tetap panas, ekonomi melambat, dan tingkat pengangguran naik.

Sejumlah tekanan eksternal itu pun berdampak pada IHSG. Sepanjang 100 hari pertama Trump, indeks pasar saham RI sempat mengalami trading halt dua kali.

Trading halt pertama pada tahun ini terjadi pada 18 Maret lalu di sesi 1 dengan penurunan lebih dari 5%, sehingga perdagangan harus dihentikan selama 30 menit.

Berikut pada 8 April lalu, IHSG kembali dibuka dengan penurunan lebih tajam sampai 8% dan memaksanya harus mengalami trading halt lagi.

Masa-masa ini bisa dibilang menjadi momen terpuruk IHSG sejak lima tahun lalu atau bertepatan krisis akibat pandemi Covid-19. 

Sebagai catatan, aturan trading halt telah direvisi dengan batasan persentase yang lebih lebar.

BEI menjabarkan, jika terjadi penurunan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dalam 1 hari bursa yang sama, Bursa melakukan beberapa tindakan. Trading halt selama 30 menit apabila IHSG mengalami penurunan hingga lebih dari 8%, trading halt selama 30 menit apabila IHSG mengalami penurunan lanjutan hingga lebih dari 15%.

Sementara trading suspend dilakukan apabila IHSG mengalami penurunan lanjutan hingga lebih dari 20% dengan ketentuan sampai akhir sesi perdagangan atau lebih dari 1 sesi perdagangan setelah mendapat persetujuan atau perintah OJK.

Untuk informasi, aturan ini diubah pada pagi hari 8 April lalu sebelum market buka. Hal ini dilakukan sebagai regulasi untuk menjaga volatilitas pasar dan memastikan pelindungan investor.

Apalagi selama libur panjang lebaran pasar telah mengakumulasi sejumlah sentimen negatif akibat tarif resiprokal Trump yang diumumkan pada awal April. Meskipun saat ini tekanan akan tarif sudah kian mereda karena ditunda 90 hari dan Indonesia termasuk yang sedang dalam fase negosiasi teknis bersama AS.

Berkat itu, IHSG juga perlahan sudah menunjukkan pemulihan dan harapannya bisa segera berbalik arah tren lantaran sentimen pasar semakin baik dari domestik, seperti ada provider likuiditas Danantara, BPJS TK, dan Dapen. Selain itu, ada momentum musim laporan keuangan dan dividen yang meningkatkan permintaan pasar. 

CNBC INDONESIA RESEARCH

Sanggahan : Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investor terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.

(tsn/tsn)

Read Entire Article
| | | |