Jakarta, CNBC Indonesia - Sepanjang 2025, banyak bank sentral di dunia mulai memasuki fase pelonggaran kebijakan moneternya. Tak terkecuali negara-negara di Asia Tenggara termasuk Indonesia yang mulai menurunkan suku bunga acuannya untuk mendukung momentum pertumbuhan ekonomi ditengah kondisi global yang banyak ketidakpastian.
Namun, tingkat agresivitas pemangkasan suku bunga nya sangat bervariasi antar negara dan menunjukkan strategi kebijakan yang berbeda dalam menghadapi kondisi yang ada.
Indonesia dan Filipina tercatat sebagai dua negara yang cukup agresif dalam memangkas suku bunga acuannya pada tahun ini. Langkah tersebut menunjukkan upaya mendorong konsumsi, mengurangi beban kredit, dan menjaga aktivitas ekonomi yang tetap bergulir.
Di sisi lain, Malaysia justru mengambil pendekatan yang sangat konservatif dengan hanya melakukan satu kali pemangkasan. Sementara itu, Thailand melalui bank sentral nya melakukan pemangkasan suku bunga secara moderat namun tetap sejalan dengan tren menuju pelonggaran moneter.
Perbedaan arah dan intensitas pemangkasan ini kemudian berdampak langsung terhadap perilaku pasar keuangan, terutama terhadap pergerakan nilai tukar pada masing-masing negara terhadap dolar Amerika Serikat (AS).
Hasil nya sudah cukup terlihat, yakni semakin agresif pemangkasan suku bunga suatu negara, maka semakin besar tekanan yang harus diterima oleh nilai tukarnya meski beberapa negara mampu menjadi pengecualian berkat fundamental dalam negeri nya yang kuat.
Pemangkasan Suku Bunga Bank Sentral
Beberapa bank sentral di Asia Tenggara telah mengambil langkah pelonggaran dengan kecepatan yang berbeda di sepanjang 2025. Indonesia menjadi negara yang cukup agresif dengan menurunkan suku bunga sebanyak lima kali dengan total pemangkasan 125 basis poin (bps).
Filipina juga memangkas suku bunga acuannya secara signifikan, yakni totalnya mencapai 100 bps. Thailand pun melakukan tiga kali pemangkasan dengan total 75 bps, sementara Malaysia memilih bersikap paling hati-hati dengan hanya memangkas suku bunga sekali atau 25 bps.
Dampak Pemangkasan Suku Bunga Terhadap Nilai Tukar
Pergerakan nilai tukar mata uang keempat negara tersebbut di sepanjang tahun ini menunjukkan bahwa intensitas pemangkasan suku bunga berdampak langsung pada stabilitas kurs. Negara-negara yang lebih agresif memangkas suku bunga mengalami tekanan yang lebih besar pada nilai tukarnya.
Indonesia menjadi contoh paling jelas. Dengan pemangkasan suku bunga terbesar di kawasan, rupiah juga mencatat pelemahan terdalam. Berdasarkan data Refinitiv, nilai tukar rupiah yang pada awal tahun berada di Rp16.060/US$, kini berada di Rp16.735/US$ atau melemah 3,98%.
Sementara itu, peso Filipina juga mengalami tekanan, meskipun tidak sedalam rupiah. Kurs peso bergerak dari PHP 58,076/US$ di awal tahun menjadi PHP 58,844/US$ pada November, melemah sekitar 1,25%.
Thailand justru menjadi pengecualian menarik. Meskipun Bank of Thailand menurunkan suku bunga sebanyak 75 bps, baht Thailand menguat signifikan. Kurs baht yang pada Januari berada di THB 34,29/US$ menguat menjadi THB 32,38/US$, atau terapresiasi 5,49%. Penguatan baht ditopang oleh pemulihan sektor pariwisata, arus modal masuk ke pasar obligasi, dan surplus transaksi berjalan yang kuat.
Malaysia mencatat kinerja terbaik. Dengan hanya melakukan satu kali pemangkasan suku bunga, ringgit Malaysia menjadi mata uang terkuat di ASEAN sepanjang tahun ini. Kurs ringgit menguat dari MYR 4,468/US$ pada awal tahun menjadi MYR 4,146/US$ pada November, naik 7,21%. Kebijakan moneter yang konservatif, ditambah perbaikan ekspor dan stabilitas fiskal, membuat ringgit menjadi aset regional yang paling diminati investor.
CNBC INDONESIA RESEARCH
(evw/evw)































:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5319082/original/060228700_1755504247-pspr.jpg)




:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5292881/original/016928800_1753267680-WhatsApp_Image_2025-07-23_at_17.02.21.jpeg)

:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5255125/original/011605200_1750149296-_Timnas_Indonesia_U-23_-_Jens_Raven__Dony_Tri_Pamungkas__Kdek_Arel_Priyatna__background_Gerald_Vanenburg_copy.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5295668/original/003518200_1753490643-vie_2.jpg)

:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5294962/original/091757100_1753426328-SnapInsta.to_523144936_1283178553162979_2047566670970110161_n.jpg)


:strip_icc():format(jpeg):watermark(kly-media-production/assets/images/watermarks/bola/watermark-color-landscape-new.png,1125,20,0)/kly-media-production/medias/5290445/original/078528600_1753109796-20250721AA_Piala_AFF_U-23_Indonesia_U-23_Vs_Malaysia-14.JPG)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5282651/original/018565000_1752480102-20250714-Presskon_Piala_AFF-Bola_6.jpg)
:strip_icc():format(jpeg):watermark(kly-media-production/assets/images/watermarks/bola/watermark-color-landscape-new.png,1125,20,0)/kly-media-production/medias/5295805/original/097979000_1753504002-20250725AA_Timnas_Indonesia_U-23_Vs_Thailand-1.jpg)

:strip_icc():format(jpeg):watermark(kly-media-production/assets/images/watermarks/bola/watermark-color-landscape-new.png,1125,20,0)/kly-media-production/medias/5287984/original/030230900_1752852584-Timnas_Indonesia_U-23_vs_Filipina-3.jpg)