Bawang Putih Jadi Sorotan Ombudsman, Ini Masalahnya

4 hours ago 2

Jakarta, CNBC Indonesia - Ombudsman RI mendorong perlu ada cadangan nasional untuk komoditas bawang putih. Peringatan ini bukan tanpa alasan. Pasalnya, krisis bawang putih seperti yang pernah terjadi pada tahun 2017 silam bisa terulang jika tidak ada langkah antisipatif dari pemerintah.

"Pemerintah harus punya cadangan bawang putih nasional," ujar Anggota Ombudsman RI, Yeka Hendra Fatika kepada CNBC Indonesia, Rabu (23/4/2025).

Yeka mengingatkan, tanpa cadangan nasional, harga dan pasokan di dalam negeri akan bergantung pada pasar luar negeri. Ini berisiko tinggi, karena negara asal impor bisa saja mengalami gangguan pasokan atau bahkan melakukan pengkondisian harga.

"Jangan lupa, kita sudah punya contoh kasus," ujarnya.

Yeka merujuk pada lonjakan harga bawang putih pada 2017 yang saat itu menyentuh Rp60.000 per kilogram (kg), atau tiga kali lipat dari harga normal yang berada di kisaran Rp20.000 per kg pada saat itu. Kenaikan tajam ini, kata dia, bukan disebabkan oleh kelangkaan dalam negeri, tetapi karena gangguan di negara asal impor.

"Rupa-rupanya ada pengkondisian di pasar impornya, di negara asalnya. Pokoknya semua pelaku usaha kita beli ke sana, harganya jadi mahal," ungkap Yeka.

Untuk mencegah kejadian serupa, Yeka menyarankan agar pemerintah memiliki stok cadangan minimal sebanyak 80.000 hingga 100.000 ton, yang cukup untuk memenuhi kebutuhan selama satu hingga dua bulan.

Bagaimana kondisi bawang putih saat ini?

Data terbaru dari paparan Badan Pangan Nasional dalam Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Tahun 2025 menunjukkan, stok akhir bawang putih tahun ini diproyeksikan hanya sebesar 72.610 ton. Angka ini lebih rendah dari jumlah cadangan minimal yang disarankan Ombudsman RI.

Secara total, ketersediaan bawang putih sepanjang tahun 2025 diperkirakan mencapai 694.819 ton. Namun kebutuhan tahunannya menyentuh 622.209 ton, dengan kebutuhan bulanan sekitar 51.851 ton. Artinya, jika ada keterlambatan atau gangguan pasokan impor, cadangan ini berpotensi tidak cukup menahan gejolak harga.

Apalagi, seluruh pasokan bawang putih Indonesia masih bergantung pada impor. Realisasi impor hingga Februari 2025 tercatat baru 14.721 ton, dan rencana impor Maret-Desember mencapai 587.277 ton.


(hoi/hoi)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Hujan Ganggu Panen, Waspada Harga Bawang Cs Meroket di Lebaran

Next Article Harga Bawang Putih "Ngamuk" Lagi, Kemendag Kasih Peringatan Importir

Read Entire Article
| | | |