BI dan The Fed Beri Kado Penurunan Suku Bunga, IHSG - Rupiah Siap Pesta

5 hours ago 3

- Pasar Keuangan Indonesia berakhir bervariasi, IHSG dan rupiah menguat sementar yield obligasi tenor 10 tahun RI naik.

- Wall Street berakhir beragam setelah pengumuman The Fed

- Keputusan pemangkasan suku bunga BI hingga The Fed akan menjadi pendongkrak pada pergerakan IHSG hingga rupiah hari ini.

Jakarta, CNBC Indonesia - Pasar keuangan Indonesia ditutup bervariasi pada perdagangan kemarin, Rabu (17/9/2025) seiring pemangkasan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat yang diikuti oleh penguatan rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS), namun Surat Berharga Negara (SBN) justru sedang di jual investor.

Pasar keuangan Tanah Air hari ini, Kamis (18/9/2025) masih akan bergerak volatile bagi IHSG, rupiah, maupun SBN. Selengkapnya mengenai proyeksi dan sentimen pasar hari ini bisa dibaca pada halaman 3 artikel ini.

IHSG pada perdagangan kemarin, Rabu (17/9/2025) ditutup menguat 0,85% ke level 8.025,17. Sekaligus menandai level tertinggi nya sepanjang masa. Saat ini kapitalisasi IHSG mencapai Rp14.545 triliun.

Nilai transaksi IHSG pada Rabu (17/9/2025), mencapai Rp18,27 triliun dengan melibatkan 44,38 miliar saham yang berpindah tangan sebanyak 2,15 juta kali. Sebanyak 360 saham menguat, 318 melemah, dan 124 saham tidak bergerak.

Melihat dari pergerakan investor asing di IHGS, justru terpantau melakukan net sell sebesar Rp151,5 miliar di seluruh pasar.

Secara sektoral, hampir semua sektor ditutup pada zona hijau kecuali sektor konsumer siklikal yang mengalami pelemahan 0,15%.

Sementara itu, sektor teknologi tercatat menjadi yang paling kuat dengan terapresiasi 2,38%, yang diikuti sektor bahan baku yang naik 1,18%, serta sektor kesehatan sebesar 1,09%.

Dari sisi emiten, perusahaan perbankan nasional yakni PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) menjadi penopang terbesar dalam kenaikan IHSG kemarin, dengan bobot 14,83 indeks poin. Tepat di bawah nya perusahaan milik konglomerat Prajogo Pangestu PT Barito Pacific Tbk (BRPT) dengan menyumbang 9,94 indeks poin, serta emiten teknologi PT Multipolar Technology Tbk (MLPT) sebesar 9,60 indeks poin.

Di sisi sebaliknya, PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) justru menjadi penghambat lajut penguatan IHSG kemarin, dengan bobot 5,35 indeks poin. Kemudian, ada PT Aneka Tambangg Tbk (ANTM) dengan bobot 2,86 indeks poin, serta PT MNC Digital Entertainment Tbk (MSIN) 1,59 indeks poin.

Beralih ke pasar mata uang, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan Rabu (17/9/2025) ditutup menguat tipis 0,06% di posisi Rp16.425/US$.

Penguatan rupiah terjadi seiring dengan keputusan Bank Indonesia yang kembali memangkas suku bunga acuan atau BI rate sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 4,75%. Suku bunga Deposit Facility bahkan turun 50 bps menjadi 3,75% dan suku bunga Lending Facility turun menjadi 5,50% atau 25 bps.

Pemangkasan ini sekaligus menjadi yang kelima kalinya sepanjang 2025 dengan total pemangkasan hingga 125 basis poin.

Menurut Gubernur BI Perry Warjiyo, keputusan pemangkasan suku bunga dilakukan dalam keperluan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi menjadi lebih cepat ke depannya di tengah tekanan inflasi yang rendah.

"Keputusan ini sejalan dengan upaya bersama untuk mendorong pertumbuhan ekonomi," kata Perry saat mengumumkan hasil rapat dewan gubernur secara daring Rabu (17/9/2025).

Adapun dari pasar obligasi Indonesia, imbal hasil SBN yang bertenor 10 tahun terpantau naik 0,13% menjadi 6,339%. Perlu diketahui, hubungan yield dan harga pada SBN ini berbanding terbalik, artinya ketika yield naik berarti harga obligasi turun, hal ini menandakan investor sedang melakukan aksi jual.

Pages

Read Entire Article
| | | |