BRI Liga 1: Kena Comeback PSBS Biak, PSS Sleman Merasa Dirugikan VAR

2 weeks ago 17

Bola.com, Gianyar - PSS Sleman gagal membawa poin dalam lawatan ke Bali. Tim berjuluk Super Elang Jawa itu harus mengakui keunggulan PSBS Biak pada laga pekan ke-28 BRI Liga 1 2024/2025.

Bertanding di Stadion Kapten I Wayan Dipta, Gianyar, Jumat (11/4/2025) sore WIB, PSS Sleman keok dengan skor tipis 1-2. Itu menjadi kekalahan ke-17 yang diderita Tim Elang Jawa pada musim ini.

PSS unggul lebih dulu via Kevin Gomes pada menit ke-33. Namun, PSBS sukses membalikkan keadaan pada paruh kedua lewat Williams Lugo (67') dan Ariel Nahuelpan (73').

Pelatih PSS, Pieter Huistra, mengaku kesal dengan wasit Video Assistant Referee (VAR) pada pertandingan ini. Dia menyebut, keputusan wasit yang tak memberikan penalti setelah Nicolao Cardoso dilanggar kiper Pualam Bahari pada menit ke-48 merugikan timnya.

"Ada momen krusial dalam pertandingan, ada keputusan penalti. Menurut pemain saya semestinya penalti tapi wasit memutuskan tak memberikan penalti berdasarkan VAR dan itu memberikan pengaruh besar pada laga ini," ujarnya seusai laga.

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

Mempertanyakan Kinerja VAR

Menurut Pieter Huistra, wasit VAR benar-benar tidak bertanggung jawab dengan kondisi yang dialami timnya. Pengadil di lapangan tidak bisa melihat semua kejadian, namun VAR semestinya dapat bertindak lebih leluasa.

"Dari sudut pandang saya supaya jelas bagaimana kita bertanya-tanya tentang kinerja VAR di Indonesia. Dalam tiga laga terakhir, setiap kali kita punya pembahasan yang sama, saat pengecekan VAR, kamera hanya ada di satu posisi (angle)," keluhnya.

"Bagaimana bisa ngecek dengan VAR itu penalti atau enggak, minimal butuh 2-3 angle kamera buat ngeceknya. Waktu kita lawan Persis Solo, dua gol. Kami dirugikan dan hari ini kami dirugikan lagi."

"Saya sudah muak dan sudah waktunya komite wasit melakukan sesuatu untuk situasi ini karena ini menggelikan dan kita harus jujur soal ini. Sleman selalu kena imbasnya dan sudah waktunya kita berbenah," lanjut Huistra.

Lebih dari Sekali

Juru taktik berusia 58 tahun itu mengatakan, tak hanya sekali PSS dirugikan oleh kepemimpinan wasit dan VAR. Selain kontra PSBS dan Persis, kejadian yang membuat Pieter Huistra geleng-geleng kepala ketika timnya harus kalah lawan Barito Putera.

"Saya mencoba lebih spesifik karena Anda harus tahu apa yang sebenarnya terjadi, VAR selalu punya satu posisi (angle), VAR memberikan tangkapan momen yang ia inginkan. Lawan Barito Putera, kami kalah karena keputusan VAR, karena VAR menunjukkan video yang benar-benar berbeda dari persoalan sebenarnya," katanya.

"Lawan Solo juga sama. VAR juga memberikan gambaran yang salah, VAR telah memanipulasi apa yang dilihat wasit. Dan itu selalu cuma satu kamera angle."

"Jika mau benar-benar pakai VAR, minimal tiga kamera angle di mana Anda bisa melihat dari sudut berbeda dari sebuah situasi. Itu baru proses yang adil. Kalau gitu kondisinya, oke saya bisa terima. Tapi yang saya lihat cuma ada satu (gambar) yang dilihat oleh wasit. VAR jadi masalah besar di Indonesia," tandasnya.

Apresiasi

Meskipun gagal mendulang poin, Pieter Huistra tetap mengapresiasi kerja keras anak asuhnya dilapangan. Wahyudi Hamisi dkk. disebut sudah menunjukkan kinerja yang bagus.

"Kita lihat pertandingan, babak pertama setelah Biak berupaya mencetak gol, kita menguasai permainan dengan cukup baik. Ada banyak kesempatan terlewat sampai kita mencetak gol dan hasil babak pertama cukup bagus," ulasnya.

"Jika saya melihat pertandingan sebelum ini, performa hari ini sudah lebih baik dan itu bagus untuk diketahui dan modal bagus untuk enam laga sisa," sambung Pieter Huistra.

Kekalahan ini tak membuat PSS tak beranjak dari dasar klasemen sementara BRI Liga 1. Tim kesayangan Slemania dan Brigata Curva Sud (BCS) itu berada di urutan ke-18 dengan torehan 22 poin.

Simak Persaingan Musim Ini:

Read Entire Article
| | | |