Harga Emas Terbang ke Langit Ketujuh, Melesat 3% dalam Sehari

2 days ago 10

Jakarta, CNBC Indonesia - Ketegangan konflik perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dengan China mendorong kembali kejayaan emas. Harga emas akhirnya melesat usai kejatuhan dalam, mendorong minat investor terhadap emas kembali meningkat.

Pada perdagangan sebelumnya Rabu (9/4/2025), harga emas dunia di pasar spot melesat 3,30% di level US$3.082,18 per troy ons. Penguatan ini menghapus hari-hari buruk emas dalam empat hari terakhir sekaligus membawa emas kembali ke level US$ 3.000 per troy ons.

Penguatan sebesar 3,3%  dalam sehari juga menjadi yang tertinggi sejak 13 Oktober 2023 (3.37%).

Pada perdagangan hari ini Kamis (10/4/2025) hingga pukul 06.08 WIB, harga emas dunia di pasar spot melemah tipis 0,04% di posisi US$3.081,28 per troy ons.

Harga emas naik lebih dari 3% pada perdagangan Rabu dan bersiap untuk hari terbaiknya sejak Oktober 2023, didukung oleh arus masuk aset safe haven di tengah meningkatnya ketegangan perdagangan AS-China saat Presiden AS Donald Trump semakin meningkatkan tarif terhadap China.

"Pada akhirnya, emas terus dilihat sebagai nilai lindung terhadap ketidakstabilan di sini. Kami memiliki situasi di mana tarif menjadi masalah besar, dan investor memiliki ekspektasi inflasi yang meningkat, dan itu diwujudkan dengan imbal hasil yang lebih tinggi," ujar Bart Melek, kepala strategi komoditas di TD Securities, kepada Reuters.

Trump kembali mengejutkan dunia dengan menunda pemberlakuan tarif resiprokal terhadap puluhan negara. Penundaan ini menjadi kabar gembira bagi Indonesia yang memilih untuk negoisasi dibandingkan melawan secara langsung.

Trump pada Rabu (9/5/2025) waktu setempat mengumumkan penundaan sementara selama 90 hari atas tarif tinggi yang baru saja diberlakukannya terhadap puluhan negara, kecuali untuk China yang justru dinaikkan menjadi 125%.

Namun, tekanan terhadap China-pemasok terbesar kedua barang impor ke AS-tidak dilonggarkan. Sebaliknya, Trump justru menaikkan tarif terhadap barang-barang impor asal China menjadi 125%, naik dari level 104% yang baru diberlakukan tengah malam sebelumnya.

Langkah ini makin memanaskan konfrontasi ekonomi antara dua kekuatan besar dunia yang dalam sepekan terakhir terlibat perang tarif secara intens.

Langkah mundur ini terjadi kurang dari 24 jam setelah tarif tinggi tersebut resmi diberlakukan. Keputusan Trump dilatarbelakangi oleh gejolak pasar yang sangat dramatis - volatilitas paling tajam sejak masa-masa awal pandemi Covid-19.

Khawatir bahwa tarif akan memicu inflasi dan menghambat pertumbuhan ekonomi, investor meninggalkan saham dan komoditas industri untuk berlindung di emas.

Emas, yang digunakan sebagai investasi yang aman selama masa ketidakpastian politik dan keuangan, telah naik lebih dari US$400 pada tahun 2025 dan mencapai rekor tertinggi US$3.167,57 per troy ons pada tanggal 3 April, karena permintaan safe haven yang kuat dan pembelian bank sentral.

Para pembuat kebijakan The Federal Reserve (The Fed) hampir sepakat bulan lalu dalam memperingatkan bahwa ekonomi AS menghadapi risiko inflasi yang lebih tinggi di samping pertumbuhan yang lebih lambat, dengan beberapa pihak mencatat "kompromi yang sulit" mungkin akan terjadi, menurut risalah rapat tersebut.

Para pelaku pasar memperkirakan peluang 72% penurunan suku bunga The Fed pada bulan Juni.

Emas batangan dengan imbal hasil nol cenderung tumbuh subur dalam lingkungan suku bunga rendah.

Saat ini investor tengah mengamati indeks harga konsumen AS yang akan dirilis pada hari Kamis untuk mendapatkan kejelasan lebih lanjut.


CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

(saw/saw)

Read Entire Article
| | | |